Mohon Roh Kekudusan dalam Hidup Harian

Senin, 13 Oktober 2025 – Hari Biasa Pekan XXVIII

9

Lukas 11:29-32

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!”

***

Sebagai manusia yang sejati, Yesus pasti pernah juga merasa frustrasi dari waktu ke waktu. Ia mengusir roh-roh jahat, namun menghadapi perlawanan yang sengit. Ia pasti berulang kali merasakan kembali godaan-godaan yang menyerangnya dengan kekuatan penuh di padang gurun, “Gunakan kuasa-Mu! Berilah mereka tanda! Engkau tidak akan pernah memenangkan hati banyak orang jika terus berpihak pada kaum miskin dan tak berdaya. Tunjukkan sedikit kehebatan-Mu. Itu satu-satunya bahasa yang mereka mengerti.” Namun, setiap godaan pasti menempatkan Dia berhadapan langsung dengan penyerahan diri-Nya kepada Bapa, berhadapan langsung dengan salib itu sendiri.

Rasul Paulus pada awal suratnya kepada jemaat di Roma (bacaan pertama hari ini, Rm. 1:1-7) menyatakan tentang peran Roh kekudusan di dalam karya penebusan Kristus bagi umat manusia. Roh kekudusanlah yang memampukan Yesus mengatasi godaan dosa dan maut. Roh kekudusanlah yang membangkitkan Yesus dari kematian.

Pada hari-hari ketika kita dicobai, alangkah indahnya bila kita berbalik pada Roh kekudusan, dan memohon agar kita dibebaskan dari rasa putus asa yang menjatuhkan semangat kita. Sering kali, ketika segala sesuatu terasa tidak berjalan baik bagi kita, roh jahat, yakni roh keegoisan, mengambil alih. Betapa sering kita tidak sabar, betapa sering pula kita kecewa atau menghakimi cara orang lain melakukan sesuatu. Tanda pasti kehadiran roh jahat adalah ketika kita mulai merasa kasihan pada diri sendiri: “Tidak seorang pun memperhatikan aku dan kebutuhanku.”

Berbalik pada Roh kekudusan mengangkat semangat kita untuk keluar dari lubang keputusasaan. Ia dapat membebaskan jiwa kita dari pola-pola negatif, bahkan yang memecah belah, dan memungkinkan kita melihat serta merangkul misi kita untuk menjadi berkat bagi sesama. Apa yang Roh Allah minta dari kita dalam hubungan kita dengan pasangan, anggota keluarga, rekan komunitas, atau rekan kerja? Biasanya, itu dimulai dengan permintaan agar kita mendengarkan mereka dengan lebih baik, kemudian berusaha memahami sudut pandang dan kebutuhan mereka. Lalu, Roh akan memperbarui kita dalam misi untuk mengasihi mereka dengan kasih yang melupakan diri sendiri. Roh akan menawarkan rahmat kepada kita untuk mengasihi orang-orang yang membuat kita jengkel, setidaknya untuk memiliki belas kasihan atas pergumulan mereka atau berdoa bagi pembebasan mereka.

Yesus dikuatkan oleh Roh kekudusan yang selalu menarik-Nya keluar dari keterikatan pada hidup dan kebutuhan-Nya sendiri, serta mengutus-Nya untuk mengasihi, menghibur, dan menyembuhkan dengan melepaskan kebutuhan-Nya, bahkan hidup-Nya sendiri. Karena dibebaskan, Yesus dapat mengalami Roh yang mengutus-Nya untuk membawa kebebasan kepada para tawanan dan untuk membebaskan yang tertindas.

Hari ini, mari kita mengambil langkah konkret: Luangkan waktu sejenak untuk berdoa dan memohon Roh Kudus mengisi hati kita. Pilih satu orang di sekitar kita untuk kita dengarkan dengan sungguh-sungguh dan kita doakan. Lakukan satu tindakan kasih yang nyata, sesederhana apa pun, bagi orang yang biasanya sulit kita terima. Dengan begitu, kita benar-benar membuka diri pada karya Roh Kudus yang membebaskan dan memperbarui kita.

“Oh, Roh kekudusan, datanglah ke dalam hatiku hari ini. Tenangkanlah aku, redakanlah ketegangan, dan diamkanlah kegelisahan. Buatlah langkahku menjadi perlahan. Saat kuingat jadwalku hari ini, biarkanlah aku melaluinya dengan rahmat kehadiran-Mu. Dampingilah aku di tempat-tempat itu, bersama orang-orang yang dengannya aku mungkin tergoda untuk kehilangan damai yang Kau tawarkan. Ajarlah aku menjadi lembut dan sabar, ramah dan meneguhkan, jelas dan jujur. Berilah aku keberanian dan semangat untuk berbuat baik, membuat pilihan yang benar bagi orang lain, demi kebaikan bersama, terutama ketika itu bukan keinginanku. Dengan kuasa-Mu, berilah aku hati yang besar dan murah hati hari ini, saat aku berhadapan langsung dengan cara-cara Engkau memintaku memikul salibku, sambil percaya pada kepenuhan hidup kekal bersama Kristus. Amin.”