
Lukas 12:1-7
Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun darinya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.”
***
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus dengan jelas menuntun kita untuk melihat ketakutan yang kita simpan di dalam hati. Mungkin mengejutkan bahwa Dia tidak menyangkal keberadaan rasa takut kita. Sebaliknya, Yesus menunjukkan dengan jelas apa yang patut kita takuti dan apa yang tidak perlu kita takuti.
Dia terlebih dahulu berbicara tentang ketakutan yang paling mendasar, yaitu ketakutan akan kematian. Betapa tegas terdengar di telinga kita bahwa kita tidak perlu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak dapat berbuat lebih lagi. Bukankah itu sudah cukup menakutkan? Kita memandang hidup sebagai sesuatu yang sangat berharga, namun Yesus mengundang kita untuk “mati” terhadap ketakutan akan kematian supaya kita bisa merasakan kebebasan sejati. Melalui kuasa kebangkitan-Nya, kematian telah kehilangan sengatnya karena ia tidak lagi berkuasa atas kita yang percaya. Yesus memanggil kita untuk mengenal kebebasan yang telah Dia menangkan bagi kita.
Namun, ada lagi yang lebih dalam. Dengan kasih yang sempurna, Dia menghadapi kejahatan dan menantang kita untuk mengenal tanggung jawab dari kehendak bebas kita. Dia tidak berkata agar kita mengabaikan semua ketakutan. Yang perlu kita takuti adalah kemerdekaan dan kuasa kita untuk berkata “tidak” kepada kasih, kebenaran, dan hidup-Nya. Menurut Yesus, apa yang seharusnya kita takuti? Segala sesuatu yang memisahkan kita dari kasih-Nya. Selain itu, tidak ada yang perlu ditakuti!
Karena itu, Yesus yang datang untuk menyembuhkan setiap orang sakit menegaskan betapa dalamnya kita dikasihi, bahkan setiap helai rambut di kepala kita pun dihitung. Betapa sering kita bertanya-tanya apakah Allah memahami kita? Apakah Allah tahu apa yang sedang kita alami? Dia menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang tidak diketahui atau tidak dikasihi-Nya. Kedalaman kasih ini, yang jauh lebih besar daripada yang bisa kita bayangkan, adalah dasar dari keinginan-Nya agar kita jangan takut.
Undangan bagi kita hari ini adalah membawa semua ketakutan kita kepada Yesus, sebab segala sesuatu sudah diketahui dan dikasihi-Nya. Di tengah ketakutan-ketakutan sehari-hari yang hendak Dia redakan, Dia meminta kita untuk menyerahkan itu semua kepada-Nya. Kita perlu memohon rahmat agar mampu membawa seluruh ketakutan kita ke hadapan-Nya. Dia rindu untuk menyembuhkan segala ketakutan kita dengan kasih-Nya.