Setia Menanti, Siap Melayani

Selasa, 21 Oktober 2025 – Hari Biasa Pekan XXIX

15

Lukas 12:35-38

“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetuk pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.”

***

Setiap orang pasti pernah mengalami masa menunggu. Menunggu bisa menjadi hal yang membosankan, apalagi kalau kita tidak tahu sampai kapan harus menunggu. Menunggu seseorang datang tanpa kepastian waktu bisa membuat kita gelisah, lelah, dan bahkan tidak sabar. Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengajarkan bahwa menunggu tidak boleh dilakukan dengan pasif, tetapi dengan sikap berjaga.

Yesus berkata, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.” Perintah ini mengajak kita untuk selalu siap siaga. Orang yang berikat pinggang berarti siap bekerja atau berjalan, sementara pelita yang menyala berarti tetap hidup dalam terang.

Yesus melanjutkan pengajaran-Nya dengan perumpamaan tentang hamba-hamba yang setia menanti tuannya pulang dari pesta perkawinan. Mereka tidak tahu kapan tuan mereka pulang, bisa malam, bisa dini hari, tetapi mereka tetap berjaga. Yang menarik, Yesus menambahkan janji: Hamba-hamba yang berjaga akan diperlakukan dengan penuh kasih, bahkan si tuan sendirilah yang akan melayani mereka.

Perikop ini muncul dalam pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya tentang kewaspadaan akan kedatangan Anak Manusia. Orang Yahudi pada zaman itu terbiasa dengan pesta perkawinan yang bisa berlangsung lama, sehingga waktu kepulangan tuan rumah tidak dapat dipastikan. Gambaran ini sangat relevan: Murid-murid dipanggil untuk siap sedia, sebab tidak ada seorang pun yang tahu waktu kedatangan Kristus kembali. Fokus utamanya bukan kapan tuan itu datang, melainkan bagaimana sikap para hamba selama menunggu.

Hidup sebagai murid Kristus berarti belajar untuk selalu berjaga, bukan hanya menunggu secara pasif. Menjaga pelita tetap menyala berarti menjaga iman tetap hidup dengan doa, firman, dan perbuatan kasih. Mengikat pinggang berarti siap melayani kapan saja. Janji Yesus bahwa Ia sendiri akan melayani orang yang berjaga adalah penghiburan besar, sebab itu berarti kesetiaan kita, sekecil apa pun, tidak sia-sia di hadapan-Nya.

Di tengah kehidupan modern yang sering membuat kita lengah, sibuk dengan pekerjaan, urusan dunia, atau keinginan pribadi, hari ini kita diingatkan: Jangan sampai kita kehilangan sikap berjaga. Kedatangan Tuhan bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Pada saat itu, semoga Ia mendapati kita tetap setia, tetap menyala, dan tetap melayani.