Mengenali Tanda-tanda Zaman dan Hidup dalam Kebenaran

Jumat, 24 Oktober 2025 – Hari Biasa Pekan XXIX

26

Lukas 12:54-59

Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?

Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”

***

Hari ini, Yesus menegur orang banyak yang bisa membaca tanda-tanda alam, tetapi tidak mampu membaca tanda-tanda zaman. Ia menyebut mereka munafik karena pandai menilai cuaca, tetapi buta secara rohani.

Lebih lanjut, Yesus menasihati agar orang segera berdamai dengan lawan sebelum tiba di pengadilan, sebab bila tidak, ia akan menerima akibat yang berat sampai utangnya lunas. Dalam tradisi hukum Yahudi dan Romawi, bila ada perselisihan, lebih baik hal itu diselesaikan di jalan (dalam arti secara pribadi) sebelum sampai ke pengadilan. Jika sudah sampai di pengadilan, hukum akan berjalan dengan keras dan bisa membawa orang ke dalam penjara. Yesus memakai gambaran ini untuk menekankan urgensi: Jangan menunda untuk mengambil keputusan yang benar di hadapan Allah.

Pada zaman Yesus, masyarakat Yahudi hidup dalam ketegangan di bidang sosial, politik, dan religius. Banyak orang menantikan Mesias, tetapi mereka gagal mengenali Yesus yang sudah ada di tengah mereka. Mereka bisa menafsirkan fenomena alam, tetapi tidak peka terhadap karya Allah yang sedang berlangsung. Yesus menegaskan pentingnya untuk segera mengambil keputusan yang benar. Hidup sering memberi kita kesempatan untuk berdamai, baik dengan sesama maupun dengan Tuhan, tetapi kita kerap menunda. Firman ini mengingatkan kita bahwa berdamai sekarang jauh lebih baik daripada menunggu dan terlambat, sebab suatu hari nanti setiap orang akan berhadapan dengan pengadilan Allah. Karena itu, jangan menunda keputusan yang benar, apalagi kalau menyangkut hal-hal yang menentukan kehidupan kekal.

Kehidupan itu sendiri adalah kesempatan yang berharga. Setiap hari yang diberikan Tuhan adalah kesempatan untuk bertobat, untuk memperbaiki diri, dan untuk berjalan dalam kebenaran. Jangan menunggu waktu yang “lebih tepat”, sebab bisa jadi kesempatan itu tidak akan pernah datang. Hidup adalah anugerah, dan anugerah itu harus digunakan dengan bijaksana untuk semakin dekat kepada Allah dan mewujudkan kebaikan-Nya dalam tindakan nyata.

Yesus mengajak kita untuk berhenti bersikap munafik: Jeli terhadap hal-hal duniawi, tetapi buta terhadap hal-hal surgawi. Mari kita belajar membaca tanda-tanda zaman dengan melihat kesempatan untuk bertobat, berdamai, dan hidup benar. Selagi masih “di jalan”, mari kita memilih berdamai dengan sesama dan kembali kepada Allah.