Kekuatan Belas Kasihan

Jumat, 31 Oktober 2025 – Hari Biasa Pekan XXX

13

Lukas 14:1-6

Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: “Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?” Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka: “Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?” Mereka tidak sanggup membantah-Nya.

***

Diakonia merupakan satu dari lima fungsi Gereja. Di tempat saya bekerja, sesuai dengan buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Pastoral Paroki, diakonia ditangani oleh bidang pelayanan kemasyarakatan yang terdiri dari beberapa tim pelayanan seperti pengembangan sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, pelayanan dukacita, lingkungan hidup, bedah rumah, dan sebagainya. Cakupan pelayanannya sangat luas dalam aneka segi pelayanan karitatif.

Semua tim ini bekerja sangat rapi sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang dirumuskan dalam buku petunjuk pelaksanaan yang ada. Setelah proposal diterima oleh tim pelayanan, ada tim survei lapangan yang akan melakukan verifikasi data dan kemudian memberikan rekomendasi berdasarkan penilaian yang objektif. Semua proses adminstratif tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan sungguh tepat sasaran.

Di balik semua itu, sesungguhnya alasan utama untuk aneka layanan karitatif yang dijalankan Gereja adalah untuk memberikan pertolongan yang digerakkan oleh semangat belas kasihan. Pelayanan karitatif merupakan pelayanan yang paling tua dalam sejarah Gereja. Lihatlah pemilihan tujuh orang murid untuk menjalankan pelayanan karitatif dalam Kisah Para Rasul (Kis. 6:1-6).

Hal yang sama muncul dalam bacaan Injil hari ini: Yesus menyembuhkan seorang yang sakit busung air pada hari Sabat. Orang Farisi berhenti pada patokan SOP bahwa menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat dilarang. Mereka melupakan kenyataan dalam pengalaman sehari-hari bahwa sering kali orang berada dalam urgensi atau kedaruratan tertentu yang membutuhkan tanggapan dan bantuan secara cepat.

Pernah dalam sebuah pengalaman menghadapi bencana banjir, saya memutuskan untuk menyediakan dana taktis untuk membuat aneka pelayanan darurat seperti dapur umum. Tentu saja dalam konteks kebencanaan, hal itu dilakukan tanpa menunggu pembuatan proposal. Aksi tanggap darurat sangat dibutuhkan, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan keperluan administratif akan dipenuhi di kemudian hari.

Semoga prosedur administratif yang makin maju dalam pelayanan tidak mengurangi spontanitas Gereja dalam menjalankan peran karitatif bagi mereka yang membutuhkan pada zaman ini.