
Lukas 21:12-19
“Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”
***
Jemaat Lukas sudah mengetahui bahwa Bait Allah dan Yerusalem dihancurkan pasukan Romawi tahun 70. Karena itu, nubuat Yesus dalam bacaan Injil hari ini kiranya disusun Lukas guna memberikan peneguhan bagi mereka, mengingat saat itu mereka sedang menghadapi permusuhan dan penganiayaan. Jemaat diajak untuk bersabar dan berpengharapan. Penganiayaan memang menakutkan, namun mereka harus menghadapinya dengan tegar. Jadikanlah penderitaan itu sebagai sarana untuk bersaksi bahwa dalam berbagai situasi. Tuhan selalu menyertai mereka.
Bersaksi bukan hal sulit manakala penyakit berat yang menimpa kita sudah sembuh atau persoalan pelik yang kita hadapi telah berlalu. Pada saat itu, tanpa disuruh, bibir kita dengan segera akan meluncurkan puji-pujian kepada Tuhan. Yang lebih menantang adalah bersaksi atas penyertaan dan kebaikan Tuhan di tengah penderitaan, yakni ketika jalan keluar atas segala persoalan hidup kita masih terasa gelap.
Derita bukanlah tanda bahwa Allah membenci atau menjauhi seseorang. Derita justru menyatukan kita dengan-Nya. Bukankah Yesus di kayu salib tetap menyebut Allah sebagai Bapa-Nya? Allah setia mendampingi kita di saat-saat berat, Ia menopang kita ketika kita akan jatuh. Rasakan itu dan wartakanlah kepada orang lain. Banyak orang akan terbantu mendengarnya, yakni mereka yang sudah lama menanggung salib tanpa tahu kapan derita itu akan berakhir.
Dalam masa-masa sulit, kita membutuhkan bantuan Tuhan. Namun, kapan bantuan tersebut akan datang, biarlah itu menjadi urusan yang ilahi. Dia tahu saat yang tepat untuk turun tangan. Yang harus kita lakukan adalah menghadapi tantangan itu dengan kuat. Buang jauh-jauh rasa gelisah. Mari kita bersaksi bahwa derita tidak akan mengalahkan kita, tidak akan pula memisahkan kita dari kasih Allah.










