
Matius 5:20-26
“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
***
Seperti apakah hidup keagamaan ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sehingga Yesus memandang mereka secara negatif? Orang-orang itu sering hanya memperhatikan penampilan luar. Yang penting dilihat baik oleh orang lain. Ketika berada di hadapan orang banyak, mereka berusaha tampil sempurna, terlihat baik, sopan, dermawan, dan murah hati, sehingga orang yang melihat mereka memuji dan merasa kagum. Apa pun yang mereka perbuat hanya bertujuan supaya dilihat orang dan mendapat pujian. Akibatnya, ketika tidak ada orang lain yang memperhatikan, mereka berbuat sesuka hati.
Sebagai manusia, kita memang sering terpesona dengan penampilan luar, seperti tutur kata yang sopan, wajah yang kalem dan lembut, pakaian yang rapi, kendaraan yang keren, dan sebagainya. Sejalan dengan itu, kita sering memperlakukan orang lain berdasarkan penampilan mereka. Terhadap orang yang berstatus sosial tinggi, kita menunjukkan sikap hormat sampai rela membungkukkan badan sedalam-dalamnya. Namun, terhadap orang yang berstatus sosial rendah, kita sering bersikap meremehkan, bahkan berusaha menyingkirkannya.
Berbeda halnya dengan Tuhan. Tuhan lebih melihat hati manusia daripada apa yang tampak secara lahiriah. Karena itu, Yesus bersabda kepada para murid-Nya, “Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Tuhan, bantulah kami agar kami tidak seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang hanya mementingkan penampilan lahiriah dan mengabaikan yang batiniah. Bantulah kami agar kami dapat selalu mengarahkan hati kami kepada-Mu.