Merawat Iman

Senin, 31 Maret 2025 – Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

59

Yohanes 4:43-54

Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.

Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya.” Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: “Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.” Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup.” Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.

Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

***

Kapernaum terletak di pesisir Danau Galilea, sedangkan Kana terletak di daerah pegunungan. Jarak antara Kapernaum ke Kana sekitar 30 kilometer. Kalau berjalan kaki, orang membutuhkan 1,5-2 hari perjalanan untuk menempuhnya, sedangkan kalau naik kuda dibutuhkan waktu 4-5 jam. Demi kesembuhan anaknya, seorang pegawai istana rela pergi dari Kapernaum ke Kana untuk memohon bantuan Yesus. Ia meminta agar Yesus datang ke Kapernaum.

Yesus tidak menuruti permintaan orang itu untuk pergi ke Kapernaum. Ia justru berkata, “Pergilah, anakmu hidup!” Hal yang sama dilakukan Yesus ketika menyembuhkan seorang yang sudah menanggung sakit selama 38 tahun, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah” (Yoh. 5:5). Hal ini menunjukkan bahwa sabda Allah penuh kuasa. Sabda Allah mengatasi ruang dan waktu. Sabda Allah memiliki daya transformasi.

Saudara-saudari terkasih, sabda Allah perlu ditanggapi dengan iman. Iman tidak bersifat statis, tetapi dinamis. Iman juga tidak bersifat instan, sebab seperti benih yang perlu dirawat agar bertumbuh dengan baik. Sikap pegawai istana menunjukkan bahwa imanlah yang menuntunnya untuk berjumpa dengan Yesus. Semoga kita sungguh-sungguh merawat iman kita. Tuhan memberkati.