
Markus 16:9-15
Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Darinya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.
Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya.
Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”
***
Ujung dari perjumpaan dengan Yesus yang bangkit adalah pengutusan. “Pergilah ke seluruh dunia, dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Pengalaman kebangkitan mengubah para murid. Mereka yang tadinya putus asa, kembali mempunyai harapan; yang tadinya ketakutan, sekarang memiliki keberanian; yang tadinya kehilangan arah, sekarang mempunyai tujuan. Para murid kembali meninggalkan pekerjaan mereka sebagai penjala ikan untuk sungguh-sungguh menjadi penjala manusia. Mereka yang tadinya menebarkan jala, sekarang menjadi pewarta kabar baik dan sukacita.
Saudara-saudari yang terkasih, dengan Sakramen Baptis, kita mengikrarkan diri menjadi pengikut Kristus. Dengan menjadi pengikut Kristus berarti kita siap untuk diutus. Sebagaimana Yesus dahulu mengutus para murid-Nya, Ia pun sekarang mengutus kita. Kita diutus untuk menjadi duta dan saksi kabar gembira di mana pun kita berada. Kita dipanggil untuk menjadi saksi pengharapan di tengah banyaknya orang yang kehilangan asa. Kita dipanggil untuk menjadi saksi penghiburan di tengah banyaknya orang yang mengalami kesedihan dan penderitaan. Kita dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran ketika semakin mahalnya harga kebenaran pada zaman sekarang ini.
Menjadi saksi bukan berarti tanpa konsekuensi. Kita harus siap memanggul salib dan berani menanggalkan diri sendiri. Menjadi saksi berarti harus siap untuk mati, namun dengan harapan akan bangkit kembali. Tidak sedikit dari murid-murid Yesus yang mati dengan cara yang keji, namun tidak sedikit pun mereka berbalik untuk mundur. Dengan gagah perkasa, mereka bersaksi akan kebangkitan Tuhan. Mereka tidak takut mewartakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Dengan bangga, mereka mengakui bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup.
Saudara-saudari yang terkasih, sekarang giliran kita! Beranikah kita menjadi saksi-saksi-Nya? Beranikah kita menjadi saksi Yesus, Juru Selamat kita, bagi dunia? Jangan takut, Tuhan menyertai kita sampai akhir zaman.