Yesus, Jalan Menuju Keselamatan

Senin, 12 Mei 2025 – Hari Biasa Pekan IV Paskah

40

Yohanes 10:1-10

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari darinya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”

Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.

Maka kata Yesus sekali lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

***

Bacaan Injil hari ini dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berbicara tentang perbedaan antara gembala dan orang asing dalam relasi mereka dengan domba-domba. Orang asing masuk ke kandang domba bukan melalui pintu, melainkan dengan cara memanjat tembok. Dia itu pencuri dan perampok. Suaranya tidak dikenal oleh domba-domba, sehingga mereka tidak mengikutinya. Orang asing tidak memilki relasi yang akrab dengan domba-domba. Di lain pihak, seorang gembala sangat berbeda dengan orang asing. Ia masuk ke kandang domba melalui pintu. Suaranya dikenal oleh kawanan domba, sehingga mereka mengikutinya. Gembala dan domba memiliki relasi yang sangat akrab.

Pada bagian kedua, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai pintu menuju domba-domba. Ini berarti Yesus adalah pintu bagi para gembala untuk sampai kepada domba-domba. Siapa yang ingin masuk ke kandang domba harus melalui Dia. Yang masuk ke kandang domba tidak melalui Dia, orang itu pencuri dan perampok. Selain itu, Yesus adalah pintu bagi domba-domba. Kalau domba-domba masuk ke kandang melalui pintu yang benar, mereka akan menemukan keselamatan. Yesus kemudian menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk membinasakan, melainkan supaya domba-domba mempunyai hidup yang berlimpah.

Dalam relasi kita dengan Yesus, Dia adalah gembala agung kita, dan kita adalah kawanan domba-Nya. Yesus mengenal kita, maka kita terus belajar untuk mengenal Dia, mendengar suara-Nya, dan melaksanakan kehendak-Nya dalam hidup dan karya setiap hari. Kita harus yakin bahwa Dialah pintu atau jalan yang benar menuju kebahagiaan dan keselamatan.