Tinggallah dalam Kasih

Rabu, 14 Mei 2025 – Pesta Santo Matias

44

Yohanes 15:9-17

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

***

Hari ini, Gereja merayakan Pesta Santo Matias. Dia adalah salah seorang murid Yesus yang kemudian dipilih menjadi rasul untuk menggantikan Yudas Iskariot. Ia menjadi murid sudah sejak semula, yakni ketika Yesus mulai tampil di depan umum. Sebagai seorang rasul, ia tinggal dalam kasih Tuhan, dan setia mewartakan kasih Tuhan itu hingga akhir hidupnya.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengundang para murid untuk tinggal di dalam kasih-Nya. Tinggal di dalam kasih Yesus mengandung beberapa makna. Pertama, para murid diundang untuk mengambil bagian dalam persektuan kasih Bapa dan Putra. Seperti Bapa telah mengasihi Putra, demikian pula Putra mengasihi para murid-Nya. Ini berarti para murid dapat mengalami kasih Allah dengan tinggal di dalam kasih Yesus. Mereka dapat tinggal di dalam kasih Yesus jika menuruti perintah-Nya, seperti Yesus menuruti perintah Bapa dan tinggal di dalam kasih-Nya. Yesus taat dan setia melaksanakan kehendak Bapa, sehingga dapat tinggal di dalam kasih-Nya. Demikian pula para murid diminta untuk taat pada perintah Yesus, agar mereka tinggal dalam kasih-Nya.

Kesatuan kasih antara Bapa, Putra, dan para murid membawa sukacita bagi Yesus dan para murid sendiri. Yesus yang menuruti kehendak Bapa mengalami kepenuhan sukacita, dan kepenuhan sukacita itu kini dibagikan kepada para murid yang juga berpegang teguh pada perintah-Nya. Perintah Yesus adalah supaya para murid saling mengashi. Para murid yang telah mengalami kasih Bapa melalui Putra diminta untuk saling mengasihi seperti Yesus telah mengasihi mereka. Untuk menjelaskan tentang kasih itu, Yesus memberi ilustrasi, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Kasih Yesus yang besar ini menjadi dasar dan model kasih yang terjalin di antara para murid. Dengan saling mengasihi tanpa batas seperti Yesus mengasihi, para murid dapat dikenal sebagai sahabat-sahabat Yesus.

Seperti Yesus mengasihi para murid-Nya dahulu, Ia juga mengasihi kita sekarang tanpa batas. Oleh sebab itu, kita diajak untuk saling mengasihi dalam keluarga, komunitas, lingkungan, dan masyarakat tempat di mana kita tinggal. Dalam dunia yang diwarnai kekerasan dan kebencian, kita perlu memiliki komitmen untuk terus-menerus menaburkan benih-benih kasih, keadilan, dan perdamaian. Mendiang Paus Benediktus XVI mengajak kita untuk membangun budaya kasih dan menghindari kebencian, sebab kebencian membawa kita pada kematian, tetapi kasih membawa kita pada kehidupan.