
Matius 12:38-42
Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari-Mu.” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo!”
***
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus merujuk pada ratu dari Syeba yang melakukan perjalanan begitu jauh dari Arab selatan, kemungkinan besar Yaman atau Etiopia modern, untuk bertemu dengan Raja Salomo. Sang ratu telah mendengar banyak tentang Salomo, yakni tentang kekayaan dan kebijaksanaannya, dan ingin mengetahui apakah semua yang didengarnya itu benar. Setelah berjumpa dengan Salomo dan menghabiskan waktu bersamanya, ratu tersebut sangat terkesan kepadanya. Hadiah-hadiah yang diberikannya dan kata-katanya menggambarkan rasa hormat dan kekagumannya yang mendalam kepada Salomo.
Yesus jauh lebih besar daripada Salomo. Karena itu, Dia seharusnya diperlakukan jauh lebih terhormat melampaui penghormatan yang diberikan ratu dari Syeba kepada Salomo. Akan tetapi, banyak ornag ternyata tidak melakukan hal itu. Mereka malah tidak percaya kepada-Nya. Meskipun Yesus sudah melakukan banyak mukjizat besar, mereka terus menolak-Nya dan terus meminta bukti serta tanda. Ini menunjukkan kegagalan mereka dalam menerima Yesus dan Kerajaan Allah yang diwartakan-Nya.
Kesaksian ratu Syeba seharusnya menjadi sumber inspirasi kita. Dia adalah seorang berkuasa dan kaya raya, namun ingin belajar dari Salomo dan mengambil hikmat yang diberikan Tuhan. Terinspirasi olehnya, kita bisa datang setiap hari kepada Tuhan untuk mencari hikmat-Nya.Kebijaksanaan Yesus mengalir kepada kita dalam banyak cara, melalui Ekaristi, doa pribadi, ziarah, keteladanan orang-orang kudus, ajaran-ajaran Gereja, dan sebagainya. Semuanya itu memberi pelajaran bagi kehidupan kita.
Salah satu penghalang terbesar dalam pencarian kebijaksanaan suci adalah kemalasan. Banyak orang malas untuk berusaha, tetapi malah gemar menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat, misalnya menonton media sosial di layar telepon sampai berjam-jam. Gantilah kemalasan itu dengan semangat untuk mengejar kebenaran. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk meningkatkan kekudusan hidup kita.
Ratu dari Syeba melakukan perjalanan panjang dalam mengejar hikmat Salomo. Kita perlu semangat yang sama dalam mengejar hikmat Allah yang disampaikan melalui Yesus. Yesus jauh lebih besar dan lebih bijaksana daripada Salomo. Kita telah diberikan akses penuh kepada-Nya melalui doa, sabda, dan relasi yang kudus. Jika kita mau melakukan perjalanan kudus kepada Tuhan kita dengan tekad yang kuat, keselamatan dari-Nya akan kita rasakan secara berlimpah.