Lebih Melihat Isi

Sabtu, 23 Agustus 2025 – Hari Biasa Pekan XX

36

Matius 23:1-12

Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

***

“Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka.”

Dalam hidup bersama, kita sering melihat siapa yang berbicara dengan kita: Berapa umurnya, bagaimana kekayaannya, apa jabatannya, dan lain sebagainya. Kalau yang berbicara adalah orang yang berpendidikan, punya jabatan, punya kekayaan, dan punya keahlian, sering kali kita merasa wajib untuk mendengarkan dan melaksanakannya. Sebaliknya, kalau yang berbicara adalah orang biasa-biasa saja, miskin, tidak punya jabatan, tidak berpendidikan, dan usianya masih jauh di bawah kita, sering kali kita meremehkannya, padahal terkadang apa yang disampaikannya justru malah berbobot.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan kepada orang banyak dan murid-murid-Nya untuk berhati-hati terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka memang banyak tahu, banyak berbicara, dan mengajar tentang hukum Taurat dan ajaran-ajaran agama, tetapi mereka tidak mempraktikkannya dalam hidup mereka sendiri. Mereka baru akan melakukannya kalau dilihat orang. Semua pekerjaan yang mereka lakukan semata-mata supaya dilihat dan dipuji orang lain.

Betapa sering kita menjumpai dalam hidup kita sehari-hari orang-orang seperti itu, yakni yang melakukan perbuatan baik kalau dilihat oleh orang lain. Kalau tidak dilihat orang lain, hatinya penuh dengan kejahatan, iri, dan dengki. Tidak jarang mereka justru termasuk orang yang pandai memberikan nasihat, namun ternyata tidak mampu melaksanakannya.

Kita diajak oleh Tuhan Yesus untuk mengikuti apa yang diajarkan-Nya. Jangan lupa, jagalah keselarasan antara kata dan perbuatan. Jangan sampai perkataan kita baik dan bijaksana, namun perbuatan kita jauh dari itu. Yesus mengajak kita untuk tidak meniru kebiasaan orang Farisi dan para ahli Taurat yang pandai berkata-kata bijaksana, namun hatinya penuh dengan rancangan kejahatan.