
Matius 1:18-23
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” — yang berarti: Allah menyertai kita.
***
Silsilah Yesus dalam Injil Matius memuat nama empat perempuan bukan Yahudi, yakni Tamar, Rahab, Rut, dan Batsyeba. Mereka memiliki latar belakang yang sulit dan sering kali dianggap tidak layak, baik secara moral, sosial, maupun spiritual. Tamar memiliki skandal dengan Yehuda, ayah mertuanya; Batsyeba memiliki hubungan terlarang dengan Daud; Rahab adalah pelacur; sedangkan Rut dipandang sebelah mata karena ia adalah orang Moab.
Walaupun demikian, Allah tetap memakai mereka sebagai bagian dari rencana keselamatan-Nya. Dalam diri Tamar dan Batsyeba, Allah menunjukkan bahwa Ia melampaui segala macam skandal. Dalam diri Rahab, Allah menunjukkan bahwa Ia melampaui batas agama dan bangsa. Dalam diri Rut, Allah menunjukkan bahwa Ia melampaui status sosial.
Karya Allah yang telah dimulai dalam diri keempat perempuan di atas mencapai puncaknya dalam diri Maria. Maria adalah wanita sederhana dari Nazaret. Ia penuh iman dan rendah hati. Ia membuka hatinya bagi kehendak Allah dan rahimnya bagi tempat inkarnasi sang Sabda yang menjadi manusia. Maria juga membaktikan seluruh hidupnya bagi Yesus. Ia mendampingi Yesus bukan hanya sebagai seorang ibu, melainkan ia belajar juga sebagai seorang murid. Dengan demikian, peran Maria sangat signifikan dalam sejarah keselamatan.
Pada Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria yang kita rayakan hari ini, fakta-fakta biblis di atas menyadarkan kita tentang kehadiran dan peran signifikan perempuan dalam sejarah keselamatan. Kesadaran ini hendaknya mendorong kita untuk semakin memberi ruang dan peran yang strategis bagi perempuan dalam Gereja. Perempuan bukan hanya pelengkap atau cadangan. Mereka adalah warga Gereja yang dipanggil untuk terlibat aktif dalam mewartakan Kerajaan Allah.