Keyakinan akan Iman

Rabu, 17 September 2025 – Hari Biasa Pekan XXIV

14

Lukas 7:31-35

Kata Yesus: “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.

Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”

***

Renungan ini saya mulai dengan sebuah doa dari G.P. Sindhunata SJ yang berjudul Peganglah Aku, Ya Tuhan.

“Ketika langit di atasku pecah berantakan dan jatuh berkepingan di bawah kakiku; ketika benang merah hidupku terputus; ketika aku dilanda ragu akan duniaku; ketika cermin diriku terbenam di samudra dan aku tak lagi melihat hari-hariku; ketika aku merasa sepi setengah mati dan roda hidupku berhenti; pada saat itu, penganglah aku, kumohon, peganglah aku, ya Tuhan. Tariklah aku, kumohon, tariklah aku, kepada-Mu, ya Tuhan.”

Doa di atas menjadi awal bagi kita untuk merefleksikan bacaan Injil hari ini. Kita seperti diperingatkan oleh Yesus, bahwa kita ini sering kali tidak mampu melihat Allah di dalam hidup kita. Kita terlalu fokus pada diri sendiri dan dunia kita. Kita lupa bahwa ini semua adalah rahmat yang diberikan Allah kepada kita. Ini semua adalah karunia seperti yang dikatakan St. Paulus. Kita lupa atas rahmat itu.

Namun, dari doa Romo Sindhunata di atas, kita juga bisa melihat bahwa ketika iman kita mengalami guncangan, apabila kita sedikit saja mempunyai keyakinan akan rahmat Allah dan memohon untuk dipegang serta ditarik oleh-Nya, kita akan kembali kepada-Nya. Jangan takut untuk memiliki keyakinan iman, meskipun itu kecil. Peganglah dan kumpulkanlah kisah-kisah iman kita yang tampak sederhana, sebab itulah yang menyinari hidup kita.