Konsekuensi Perbuatan Baik

Jumat, 10 Oktober 2025 – Hari Biasa Pekan XXVII

52

Lukas 11:15-26

Tetapi ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripada dia menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya.

Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”

“Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripada dia, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula.”

***

Orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem menuduh Yesus bekerja di bawah kuasa setan. Lebih tepatnya, mereka menyimpulkan bahwa setan menggerakkan Yesus untuk mengusir setan juga. Sebagai tanggapan, Yesus menjelaskan bahwa hal itu tidak masuk akal. Tidak mungkin setan bekerja melawan tujuannya sendiri. Kalau Yesus adalah bagian dari kelompok setan, tidak mungkin ia melakukan sesuatu yang melawan kelompok-Nya sendiri. Yesus telah mengusir setan. Para guru Yahudi seharusnya tahu bahwa Ia melakukan hal itu dengan kuasa Allah. Tindakan Yesus mengusir setan menunjukkan Kerajaan Allah telah tiba.

Niat baik tidak selamanya mudah dilakukan, sebab tidak jarang membangkitkan tantangan, bahkan perlawanan, dari yang jahat. Jalan hidup Romo Mangun bisa menjadi contoh. Niat baiknya sering kali harus berhadapan dengan perlawanan dari orang-orang yang merasa terusik karena aktivitas sosial yang dilakukannya.

Pendampingan Romo Mangun di Kali Code dan Kedungombo jelas bertentangan dengan kemauan penguasa yang maunya cepat, asal main gusur agar semuanya segera beres. Romo Mangun membela para korban, dan sebagai konsekuensi, tentu saja ada yang suka dan ada yang tidak suka kepadanya. Banyak tuduhan menimpa dirinya.

Namun, Romo Mangun tidak menyerah. Ia setia menemani orang-orang yang ia damping. Ia membela warga dengan cara-cara humanis. Pada akhirnya, cara humanis inilah yang menang. Tidak jarang, pihak yang tadinya berlawanan akhirnya menjadi kawan. Semoga sebagai murid Yesus, kita pun tidak takut untuk setia pada jalan kebenaran.