
Lukas 21:5-11
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: “Apa yang kamu lihat di situ — akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”
Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”
Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
***
Sejumlah orang mengagumi keindahan Bait Allah. Bangunan Bait Allah memang megah, luasnya sekitar seribu lima ratus meter persegi. Aneka macam kurban dipersembahkan di situ. Pada jam-jam tertentu, orang biasa berkumpul untuk berdoa. Bait Allah juga begitu ramai pada masa-masa khusus, sebab ada kewajiban bagi orang Yahudi untuk mengadakan ziarah ke sana tiga kali setahun, setidaknya pada Hari Raya Paskah.
Yesus dalam bacaan Injil hari ini memupus kekaguman itu dengan kabar mengejutkan: Bait Allah tidak akan bertahan lama. Pada saatnya, bangunan megah itu akan diruntuhkan sepenuhnya. Kehancuran Bait Allah akan diikuti munculnya rangkaian malapetaka mengerikan, penganiayaan, runtuhnya Yerusalem, dan datangnya akhir zaman. Mengikuti tradisi para nabi, Yesus tampaknya kurang antusias terhadap Bait Allah. Meskipun dijuluki “rumah Allah”, dalam beberapa kesempatan, Bait Allah malah menghalangi orang-orang untuk menerima berkat ilahi. Imam-imam di situ lebih sibuk memperhatikan jalannya ibadat agar meriah dan sesuai dengan peraturan.
Untuk apa Yesus menyatakan nubuat yang mengerikan itu? Ia tidak bermaksud menakuti-nakuti. Yesus berharap, setelah mendengarnya, orang-orang kemudian mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Ke depan, hidup mereka akan diwarnai masalah yang semakin kompleks. Hendaknya mereka menghadapinya dengan tegar dan percaya pada kemurahan hati Bapa.
Karena itu, daripada kagum pada Bait Allah, lebih baik kita kagum pada Allah itu sendiri. Bait Allah hanya sekadar bangunan yang hari ini ada, esok hari bisa jadi tidak ada. Tidak demikian halnya dengan Allah. Ia selalu beserta kita. Keberadaan-Nya menjadi penjelasan mengapa kita yang lemah ini sanggup menjalani hidup yang serba tidak mudah.
Mari melihat kondisi Gereja di tempat kita masing-masing. Apakah gedungnya megah? Apakah selalu ramai dipenuhi umat? Itu bagus. Namun, kita harus meneliti lebih dalam. Lihatlah kondisi umat. Apakah umat bertumbuh dalam iman dan hidup sejahtera dalam kasih? Selalu harus diingat bahwa aspek terpenting Gereja bukanlah bangunannya, melainkan manusianya.










