Imanuel

Sabtu, 20 Desember 2025 – Hari Biasa Khusus Adven

10

Yesaya 7:10-14

TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: “Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas.” Tetapi Ahas menjawab: “Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN.” Lalu berkatalah nabi Yesaya: “Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”

***

Pada masa itu, Kerajaan Yehuda sedang terancam oleh dua kerajaan tetangganya, yaitu Kerajaan Aram dan Kerajaan Israel. Keduanya hendak menyerang Yehuda, dan orang Yehuda sudah mengalami rasa takut yang besar. Allah mengutus Nabi Yesaya menemui Ahas, raja Yehuda, untuk menyampaikan pesan-Nya. Allah menyampaikan janji untuk melindungi Yehuda dari dua kerajaan yang hendak menyerangnya. Namun, Raja Ahas menolak pesan yang disampaikan oleh Nabi Yesaya. Nabi Yesaya meminta Raja Ahas untuk meminta tanda kepada Allah, tanda yang dapat membuat dia yakin bahwa Allah akan menolongnya dari serbuan kedua musuhnya itu, tetapi Raja Ahas tetap menolaknya.

Karena Raja Ahas menolak meminta tanda, Allah sendiri memberinya tanda. Tanda dari Allah itu adalah “seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”. Ketika anak itu lahir, ibu yang melahirkannya akan memberinya nama “Imanuel”. Kata ini berasal dari tiga kata: im (= beserta), anakhnu (= kita), dan el (= Allah). Karena itu, nama ini berarti “Allah menyertai kita”. Nama yang diberikan kepada anak ini menjadi petunjuk bahwa dia akan menjadi tanda kehadiran Allah. Ia hadir dan menyertai umat-Nya. Allah yang menyertai umat-Nya ini akan melindungi mereka dari serangan musuh.

Matius mengutip nubuat Nabi Yesaya itu untuk menjelaskan kelahiran Yesus. Anak yang dilahirkan oleh Maria itu diberi nama Yesus, sebab Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Dari nama-Nya, kita tahu bahwa Yesus itu bukan manusia biasa, walaupun Ia lahir dari seorang perempuan, seperti manusia pada umumnya. Orang dapat mengingatkan sesamanya untuk tidak berdosa, juga dapat memaafkan sesama yang bersalah kepadanya, tetapi tidak ada manusia yang dapat membersihkan sesamanya dari dosa-dosa mereka. Hanya Allah yang dapat melakukan hal ini. Dialah yang mempunyai kuasa untuk membersihkan jiwa manusia dari dosa. Karena itu, dari nama-Nya, orang dapat mengetahui bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Dia adalah Imanuel, Allah yang hadir dalam dunia dan menyertai manusia untuk menyelamatkan mereka dari dosa.

Nabi Yesaya menyampaikan kepada Raja Ahas bahwa seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak ini adalah tanda yang diberikan Allah bahwa Ia sungguh-sungguh akan melindungi Yehuda. Namun, Raja Ahas menolak untuk percaya. Penolakan Raja Ahas ini merupakan peringatan supaya para pengikut Yesus tidak menolak Allah yang hadir dan menyertai mereka. Menerima kehadiran Imanuel berarti menghormati kehadiran Allah dalam kehidupan ini dan menikmati kebersamaan dengan-Nya.