Panggilan dalam Persekutuan

Jumat, 30 November 2018 – Pesta Santo Andreas

284

Matius 4:18-22

Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

***

Yesus memanggil murid-murid yang pertama ketika mereka sedang asyik menjalani pekerjaan mereka, yaitu sebagai penjala ikan. Itulah aktivitas sehari-hari mereka. Mereka hidup dari pekerjaan itu. Ketika Yesus datang dan mengajak mereka untuk mengikut diri-Nya, orang-orang itu segera memberikan tanggapan dengan meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Dia.

Yang mungkin menimbulkan pertanyaan adalah soal tanggapan orang-orang itu. Ketika diajak oleh Yesus, mereka tidak banyak bertanya, tetapi langsung berangkat. Dalam teks Injil dikatakan demikian, “Mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.” Tanggapan seperti itu merupakan sikap yang perlu kita hidupi, yaitu siap sedia, tanggap, dan cekatan dalam menanggapi panggilan Tuhan. Untuk menanggapi panggilan Tuhan tidak perlu banyak bertanya, sebab kita percaya bahwa panggilan Tuhan mengarah kepada kebaikan.

Ketika Yesus memanggil murid pertama, Ia tidak hanya memanggil satu orang saja. Yesus memanggil orang-orang dari suatu kumpulan untuk menjadi kumpulan yang baru, yaitu persekutuan murid Kristus. Panggilan Tuhan mengarahkan manusia kepada suatu cara hidup dalam kebersamaan atau persekutuan. Demikian juga semua orang kristiani juga dipanggil untuk masuk dalam suatu persekutuan murid Kristus.

Panggilan sebagai murid Kristus dalam setiap orang kristiani haruslah bertumbuh, berkembang, dan berbuah. Sebagaimana para rasul pertama mengembangkan panggilan dalam kebersamaan dengan para rasul yang lain, demikian juga setiap orang kristiani diundang untuk mengembangkan panggilan dalam persekutuan. Karena itu, marilah kita melihat bagaimana keterlibatan kita di dalam persekutuan di mana kita berada? Tidak mungkin iman kita berkembang tanpa terlibat dalam persekutuan jemaat. Bagaimana kita terlibat dalam pelayanan-pelayanan Gereja? Sejauh mana kita terlibat dalam kegiatan-kegiatan lingkungan? Apakah kita sudah hadir dalam pendalaman iman lingkungan?

Persekutuan murid Kristus juga hadir dalam lingkup yang lebih kecil, yaitu keluarga. Keluarga memiliki peran mendasar dalam mengembangkan kemuridan kita. Apa yang terjadi dalam dinamika keluarga sangat mempengaruhi pertumbuhan semangat kemuridan bagi setiap anggotanya. Mari kita lihat keadaan kelurga kita masing-masing: adakah kebiasaan berdoa bersama? Adakah kesempatan di mana orang tua menularkan pokok-pokok pemahaman hidup sebagai orang kristiani kepada anak-anak mereka?