Pohon dan Buah yang Baik

Rabu, 26 Juni 2019 – Hari Biasa Pekan XII

230

Matius 7:15-20

“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”

***

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus berbicara tentang dua hal yang sangat penting. Yang pertama tentang perlunya sikap waspada terhadap pengajar-pengajar palsu, yakni pengajar-pengajar yang tidak orisinil dan yang sebenarnya hanya berpura-pura. Meskipun katanya mengajarkan kebenaran, mereka itu memiliki motivasi yang tidak murni dan justru memiliki maksud lain yang berbahaya. Yesus menegaskan, pengajaran mereka perlu dicermati dan diwaspadai. Umat beriman harus menjaga diri baik-baik agar tidak terpengaruh oleh pengajaran yang tidak benar.

Yang kedua memiliki kaitan dengan itu. Cara untuk mengenali orang-orang yang tidak memiliki motivasi yang baik dan ketulusan hati adalah dengan mengenali “buah” dari pewartaan dan pengajaran mereka. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Karena itu, buah-buah pengajaran dengan sendirinya akan menampakkan keaslian, kejujuran, dan maksud-maksud orang yang mengajarkannya.

Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, dan sebaliknya, pohon yang tidak baik pasti akan menghasilkan buah yang tidak baik pula. Saudara-saudari sekalian, mari mewaspadai “suara-suara” di sekitar kita. Sering kali kita mendengar ajaran dari seorang yang sangat populer dan terpandang. Banyak orang mempercayainya, padahal yang diajarkan ternyata menyesatkan. Apa yang kita dengar harus selalu diuji dan disaring sebelum diserap. Sebaliknya, seandainya kita sendiri yang menjadi pengajar, jadilah pengajar yang baik dan bertanggung jawab. Jangan menyesatkan orang-orang yang dipercayakan kepada kita. Jadilah pohon yang baik agar kita menghasilkan buah-buah yang baik.