Bersyukur atas Anugerah Iman

Rabu, 15 Juli 2020 – Peringatan Wajib Santo Bonaventura

379

Matius 11:25-27

Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.”

***

Setiap orang tentu akan merasa bangga kalau mendapat predikat orang bijak. Orang bijak bisa diartikan sebagai pribadi yang mampu menempatkan diri, serta dapat memutuskan sesuatu dengan tepat, demi kebaikan dan keselamatan. Seorang pemimpin yang bijak akan disukai oleh orang-orang yang dipimpinnya. Sikap bijak akan lebih bermakna lagi apabila diikuti dengan kepandaian sehingga menghasilkan kesuksesan dalam relasi dengan orang lain.

Menjadi bijak dan pandai itu baik, tetapi apakah itu memampukan mereka untuk bisa mengenal Bapa yang mewahyukan diri-Nya melalui Yesus? Adalah ideal kalau pribadi yang bijak dan pandai itu juga mempunyai iman, sehingga mereka mampu menangkap perwahyuan Allah. Namun, banyak orang bijak dan pandai ternyata tenggelam dalam kelebihan mereka. Mereka merasa sudah cukup dengan kelebihan itu, sehingga akhirnya jatuh dalam kesombongan rohani. Tanpa disadari, sikap sombong itu menjauhkan mereka dari rahmat Tuhan. Mereka bahkan merasa diri serba bisa dan tidak memerlukan bantuan Tuhan lagi.

Yesus hari ini memberi teladan bagi kita untuk senantiasa mengucap syukur. Ini menunjukkan kerendahan hati-Nya yang menyadari bahwa apa yang dimiliki merupakan anugerah dari Bapa. Apa yang disyukuri Yesus? Ia berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” Orang kecil mengingatkan kita akan peristiwa Daud yang dapat mengalahkan Goliat. Daud adalah orang kecil, tetapi berkat kuasa Tuhan, ia berhasil dalam menjalankan tugasnya. Demikianlah, pribadi yang merasa kecil di hadapan Allah, pribadi yang rendah hati, adalah sarana bagi Allah untuk menyatakan kehendak-Nya.

Mari kita menjadi orang-orang kecil, orang-orang sederhana, yang mampu menangkap kehendak Allah dalam hidup kita. Dengan membaca Kitab Suci dan merenungkannya secara mendalam, niscaya iman kita dituntun oleh Allah, sehingga kita dapat menemukan kehendak-Nya. Sudahkah kita bersyukur atas iman akan Yesus Kristus yang dianugerahkan kepada kita?