Hari Ini Dengarkanlah Suara Tuhan

Kamis, 14 Januari 2021 – Hari Biasa Pekan I

238

Markus 1:40-45

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

***

Dalam bacaan pertama hari ini (Ibr. 3:7-14) dikatakan: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu.” Pernyataan ini diulang kembali dalam refrein mazmur tanggapan: “Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, jangan bertegar hati.” Dalam kedua pernyataan tersebut, ada dua poin yang diangkat, yakni kerinduan dan peringatan.

Ketika berdoa, kita merindukan dan berharap untuk mendengar suara Tuhan. Namun, mungkin kita lebih sering mengisi doa-doa kita dengan kata-kata kita sendiri. Kita tidak memberi waktu kepada diri kita sendiri untuk mendengarkan apa yang Tuhan ingin katakan kepada kita. Oleh karena itu, marilah kita menjaga keheningan batin kita, memusatkan perhatian kita, dan membuka ruang untuk menerima suara Tuhan.

Sering kali kita sulit mendengarkan suara Tuhan. Penyebabnya adalah hati yang tegar, hati yang keras. Hati yang keras dan tegar ini membuat kita menjadi mudah untuk curiga, tidak peka, putus asa, dan sedih. Kita menjadi cenderung tertutup dengan yang lain, termasuk dengan Tuhan, dan hanya mau mendengar keinginan diri sendiri.

Di lain pihak, terkadang sukacita dan kegembiraan bisa juga membuat kita lupa dengan suara Tuhan. Orang kusta yang menjadi tokoh dalam bacaaan Injil hari ini mempunyai satu kerinduan, yakni kesembuhan. Ia datang kepada Yesus dan memohon kepada-Nya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Yesus menyembuhkan orang itu, tetapi dengan memberi peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun…” Apa yang terjadi kemudian? Orang ini malah memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana. Setelah kerinduannya terjawab, ia lupa dengan peringatan Tuhan.

Tuhan, semoga kami bisa mendengar suara-Mu yang berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Semoga setelah mengalami kebaikan dan kasih sayang-Mu, kami semakin bertekun mendengarkan suara-Mu.