Tinggal di dalam Kasih Yesus

Kamis, 6 Mei 2021 – Hari Biasa Pekan V Paskah

182

Yohanes 15:9-11

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”

***

Ajakan Yesus kepada para murid untuk bersatu dan tinggal dalam diri-Nya bukan sekadar ajakan manasuka, tetapi bernada perintah. Ini merupakan sesuatu yang bersifat mendesak. Tujuannya adalah agar para murid – termasuk kita, orang-orang yang percaya kepada-Nya – memperoleh kebahagiaan hidup di dalam Dia.

Perintah tersebut dapat terlaksana hanya di dalam kasih, sebagaimana tergambar dalam kasih Allah terhadap Yesus. Kasih Allah nyata dalam diri Yesus, dan tujuannya adalah kebahagiaan manusia. Melalui Yesus, Allah mencintai umat-Nya. Yesus sendiri mengasihi Bapa-Nya dengan sepenuh hati. Ini tampak dalam persembahan dan pengorbanan diri-Nya yang utuh di kayu salib.

Ketaatan Yesus kepada Bapa menjadi model ketaatan kita kepada perintah-Nya, yakni untuk bersatu dengan-Nya dan tinggal dalam kasih-Nya. Ketaatan yang ditunjukkan Yesus adalah ketaatan penuh kasih, sehingga mendatangkan sukacita. Bagi Yesus, menaati kehendak Bapa adalah makanan yang Ia santap setiap hari. Sikap-Nya ini mencerminkan kehendak Bapa yang mau mencintai manusia.

Oleh sebab itu, kita perlu belajar mengasihi Allah dan menaati perintah-Nya dengan mempertajam pendengaran indrawi dan batin kita. Ketaatan itu perlu kita laksanakan dengan penuh sukacita. Ingat, kebahagiaan harus diperjuangkan, alih-alih sekadar dinantikan dan diharapkan. Yesus yang mengasihi Allah Bapa hidup dalam sukacita, meski harus berkorban. Kita pun akan mempunyai sukacita seperti itu jika mau tinggal dalam kasih-Nya dan menaati perintah-Nya.