Dalam Perlindungan Para Malaikat Agung

Rabu, 29 September 2021 – Pesta Santo Mikael, Gabriel, dan Rafael

124

Yohanes 1:47-51

Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

***

Pesta para malaikat agung yang kita rayakan hari ini merupakan sarana bagi kita untuk bersyukur atas kasih karunia Allah. Para malaikat agung adalah pelindung dan inspirasi kita dalam menjalani kehidupan. Peran dan kehadiran mereka sungguh nyata: Mikael adalah panglima dalam peperangan melawan setan; Gabriel adalah pembawa warta sukacita Tuhan kepada manusia; sedangkan Rafael adalah pelindung perjalanan dan pembawa kesembuhan.

Para malaikat agung menggambarkan penyertaan Allah bagi kita semua dalam kehidupan harian maupun dalam karya pelayanan yang kita lakukan. Kita diingatkan bahwa kita tidak sendirian. Kita diingatkan pula untuk tidak mengandalkan kemampuan, kekuatan, dan kepandaian sendiri. Alih-alih itu, hendaknya kita senantiasa tenang, pasrah, dan percaya kepada Allah dalam segala situasi hidup. Itulah makna pengabdian kepada Allah sebagaimana para malaikat agung mengabdi Allah demi keselamatan kita. Mereka melulu mengutamakan tugas dan peran masing-masing. Kita pun juga dapat mewujudkan pengabdian kita kepada-Nya di segala bidang kehidupan dengan serius, tulus, dan gembira.

Tentang hal itu, hari ini kita belajar dari Natanael. Tanpa banyak alasan, Natanael percaya penuh kepada Yesus. Meski belum lama mengenal Yesus, hati Natanael telah terpikat dan terpaut kepada-Nya. Yesus seketika ia jadikan yang utama dan yang pertama dalam hidupnya. Inilah iman yang sejati, iman yang membiarkan Yesus berkuasa atas diri seseorang.

Oleh sebab itu, mari kita menata diri untuk membangun relasi personal dengan Allah. Mari kita berani untuk senantiasa menempatkan Allah sebagai yang pertama. Dengan penyertaan para malaikat agung, inilah saat bagi kita untuk membagikan rahmat Allah kepada banyak orang. Jangan ragu dan jangan perhitungan dalam mengabdi Allah, tetapi bersukacitalah senantiasa.