Antara Yunus dan Yesus

Senin, 11 Oktober 2021 – Hari Biasa Pekan XXVIII

92

Lukas 11:29-32

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!”

***

Setelah Yesus mengusir setan yang membuat orang bisu, ada yang heran melihatnya, ada yang menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, sang penghulu setan (Luk. 11:14-15), ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya untuk mencobai Dia (Luk. 11:16).

Di hadapan orang banyak yang mengerumuni-Nya, Yesus berkata, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” Yesus menyebut orang-orang yang sezaman dengan Dia sebagai orang jahat karena mereka meminta tanda dari-Nya, yaitu mukjizat atau keajaiban yang dapat membuat mereka percaya, padahal Ia sudah melakukan banyak mukjizat, seperti menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, menggandakan roti, bahkan membangkitkan orang mati. Namun, semua itu belum membuat mereka percaya, sehingga masih meminta lagi.

Yesus menegaskan bahwa kepada mereka hanya akan diberikan tanda Nabi Yunus. Apa yang dimaksud dengan tanda Nabi Yunus? Yunus diutus untuk menyerukan pertobatan kepada orang Niniwe, tetapi ia menolak perintah Allah tersebut. Ketika Yunus dilemparkan ke laut, Allah mengutus seekor ikan besar untuk menelannya. Yunus tinggal di dalam perut ikan itu selama tiga hari sampai kemudian dilemparkan ke daratan. Yunus pun lalu pergi ke Niniwe dan mewartakan kehancuran kota itu. Orang Niniwe mendengarkan seruan Yunus, lalu bertobat, sehingga Allah tidak jadi menjatuhkan hukuman atas mereka.

Seperti Yunus menjadi tanda untuk orang Niniwe, demikianlah Yesus, Anak Manusia, menjadi tanda untuk orang-orang yang sezaman dengan-Nya. Yunus bernubuat kepada orang Niniwe dan mereka bertobat setelah mendengar pewartaannya. Yesus melakukan banyak mukjizat dan menyampaikan kehendak Allah kepada orang Yahudi, tetapi mereka tidak berlaku seperti orang Niniwe. Mereka menolak mempercayai perkataan Yesus, walaupun sudah melihat mukjizat-mukjizat yang dikerjakan-Nya di hadapan mereka.

Selain itu, Yesus juga menyebut ratu dari Selatan yang datang untuk mendengarkan Salomo, yang dikenal sebagai raja yang paling bijaksana di muka bumi. Ketika mendengar kabar tentang kebijaksanaan Salomo, ratu negeri Syeba datang hendak mengujinya dengan teka-teki (1Raj. 10:1-13). Ia mengatakan segala yang ada di dalam hatinya dan Salomo menjawab segala pertanyaan sang ratu. Ia pun berkata kepada Salomo, “Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar.”

Yesus melebihi Yunus dan Salomo. Yunus tinggal dalam perut ikan selama tiga hari, sedangkan Yesus mati dan tinggal dalam dunia orang mati, lalu bangkit setelah tiga hari. Salomo memang dapat menyampaikan hikmat kepada orang lain, tetapi Yesus dapat mengajarkan hikmat kepada para murid-Nya, sehingga mereka tidak dapat dibantah oleh para lawan. Walaupun demikian, orang-orang Yahudi yang sezaman dengan Yesus tidak percaya kepada-Nya. Apa yang akan mereka alami kelak? Pada waktu penghakiman terakhir, orang-orang Niniwe dan ratu dari Selatan akan menunjukkan kesalahan mereka karena sudah menolak untuk percaya kepada Yesus.

Menolak untuk percaya kepada Yesus akan mendatangkan konsekuensi, yang akan diterima bukan ketika hidup di dunia, melainkan di dunia yang akan datang. Mereka yang menolak Yesus tidak akan tinggal bersama Dia di dalam kerajaan-Nya yang abadi. Keputusan untuk mengikuti Yesus adalah keputusan yang tepat karena Dialah Raja Surga yang berkuasa untuk membawa manusia masuk ke dalam kerajaan-Nya.