Berdoa Tiada Henti

Sabtu, 13 November 2021 – Hari Biasa Pekan XXXII

108

Lukas 18:1-8

Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”

***

Ketika kita mengikuti suatu perlombaan, sering kita jumpai kalimat ini: “Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat.” Kalimat tersebut mau menegaskan bahwa keputusan dewan juri, apa pun itu, berlaku secara mutlak. Bisa saja keputusan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan, dianggap kurang tidak adil, dan sebagainya. Namun, sesuai dengan peraturan yang berlaku, para peserta lomba harus menghormati dan menerima hasil yang ditetapkan.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang seorang hakim yang lalim, yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Hakim sering kali memiliki kekuasaan yang absolut, tidak bisa diganggu gugat, sekalipun keputusannya bisa jadi tidak adil. Di sisi lain, muncul seorang janda yang memohon pertolongan kepada sang hakim agar dibela hak-haknya. Janda adalah gambaran pribadi yang miskin, lemah, dan yang selalu dinomorduakan. Sang hakim mula-mula tidak memedulikan permohonan si janda. Namun, janda itu terus-menerus mendatanginya, sehingga ia akhirnya bersedia membantu.

Dengan perumpamaan ini, Yesus mengajak kita supaya selalu berdoa dengan tak jemu-jemu. Doa di sini tentu saja tidak melulu berisi permohonan-permohonan, tetapi juga termasuk doa pujian dan syukur. Dalam doa-doa kita, kita diajak untuk terus-menerus bersyukur, memuji, dan memohon pertolongan dari Tuhan.

Gereja mempunyai banyak sekali bentuk doa yang dapat kita manfaatkan untuk berkomunikasi dengan Tuhan tanpa henti: ibadat harian, rosario, angelus, doa kerahiman, adorasi, novena, jalan salib, dan sebagainya. Semoga doa-doa tersebut tidak hanya menjadi daftar belaka, tetapi sungguh-sungguh kita doakan dalam keseharian.