Menjamah Yesus

Senin, 7 Februari 2022 – Hari Biasa Pekan V

150

Markus 6:53-56

Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

***

Bacaan Injil hari ini menceritakan antusiasme orang-orang untuk bertemu dengan Yesus. Saat Yesus dan para murid turun dari perahu, orang-orang segera mengenali Dia sebagai guru dan penyembuh. Ketika berita tentang kedatangan-Nya tersebar, banyak orang mulai berkumpul. Mereka membawa anggota keluarga dan orang-orang terkasih kepada Yesus untuk disembuhkan. Injil Markus menceritakan bahwa setiap orang yang menjamah Yesus, kendati hanya jumbai jubah-Nya, saat itu juga menjadi sembuh.

Dalam doa, kita sering meminta Yesus untuk menjamah kita. Kita berharap Yesus mendatangi kita dan mengabulkan keinginan-keinginan kita. Namun, bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk datang, mendekat pada Yesus, dan menjamah-Nya. Tentu saja orang banyak itu tidak hanya sekadar menjamah Yesus, tetapi melakukannya dengan penuh iman. Seperti mereka, kita diajak untuk memiliki iman dan percaya pada Yesus. Kita diajak untuk datang dan menjamah-Nya. Bukankah Yesus juga meminta kita untuk datang kepada-Nya ketika berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28)? Asalkan kita mau datang kepada Yesus dengan iman, asalkan kita percaya kepada-Nya, seberat apa pun masalah dan penderitaan yang kita alami pasti ada jalan keluarnya.

Jika Yesus hadir di antara kita saat ini, apa reaksi kita? Akankah kita mencari Dia dan meminta Dia untuk menyembuhkan kita? Ataukah kita malah bersikap skeptis, sehingga memandang-Nya dari kejauhan saja? Apakah perasan takut, tidak berharga, atau malu menghalangi kita untuk mendekati Yesus dan memohon kepada-Nya?

Yesus selalu ada di tengah-tengah kita setiap hari. Kita memang tidak melihat Dia secara fisik seperti orang-orang pada zaman-Nya. Meskipun demikian, jika kita memiliki mata iman, kita akan melihat dan mengenali-Nya. Ketika kita meminta kepada-Nya, Ia akan memberikan apa yang kita butuhkan. Yang perlu kita miliki adalah mata yang terbuka, hati yang percaya, serta kemauan untuk datang dan menjamah-Nya.