Kasih yang Melipatgandakan

Sabtu, 12 Februari 2022 – Hari Biasa Pekan V

96

Markus 8:1-10

Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab: “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” Jawab mereka: “Tujuh.” Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.

***

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memberi kita contoh bagaimana mengasihi satu sama lain. Markus menceritakan bahwa banyak orang berkumpul dan mendengarkan Yesus. Seiring berjalannya hari, Yesus tergerak oleh belas kasihan karena melihat orang banyak itu tidak punya apa-apa untuk dimakan. Mereka berada di tempat yang jauh dari rumah atau toko untuk mendapatkan makanan.

Yesus bertanya kepada para murid-Nya berapa banyak roti yang mereka miliki. Mereka ternyata hanya punya tujuh roti dan sedikit ikan. Yesus tahu bahwa roti dan ikan ini hanya cukup untuk memberi makan segelintir orang. Meskipun demikian, Dia mengambil roti dan ikan yang tersedia, mengucap syukur dan memberkatinya. Yesus kemudian meminta murid-murid-Nya untuk membagikan roti dan ikan itu kepada orang banyak. Seperti yang kita ketahui, setiap orang kemudian makan sepuasnya sampai kenyang. Aneh, mereka tidak kekurangan makanan, bahkan memiliki sisa sampai tujuh bakul.

Kita mungkin pernah mengalami situasi di mana kita merasa kekurangan. Dalam situasi ini, sering kita merasa enggan untuk berbagi dengan orang lain. Kita berpikir, “Untuk diri sendiri saja kurang, apalagi jika berbagi. Pasti saya akan lebih berkekurangan.” Kisah dalam bacaan Injil hari ini menguatkan kita bahwa ketika kita berbagi dengan didasari cinta kasih, apa yang kita bagikan akan dilipatgandakan.

Ada dua pelajaran penting yang bisa kita petik dari kisah ini. Pertama, kita harus selalu bersyukur dan membawa kekurangan yang kita miliki ke hadapan Tuhan, agar Tuhan memenuhi dan melengkapi kekurangan itu. Kedua, kendati kekurangan, kita diminta oleh Tuhan untuk selalu mau berbagi dengan tulus dengan sesama. Motivasi berbagi bukan untuk memperoleh kelebihan, tetapi karena berbelaskasihan.

Apakah dalam hidup, Anda pernah memiliki pengalaman kekurangan? Pernahkah Anda mengalami kekurangan cinta, kekurangan makanan, kehilangan waktu dan pekerjaan, atau pengalaman sakit? Apa tanggapan dan tindakan Anda saat itu? Apakah Anda membawa kekurangan tersebut kepada Tuhan untuk dilengkapi oleh-Nya? Ataukah Anda mencoba mengisi kekurangan itu dengan cara lain? Apakah dalam situasi tersebut, Anda masih mau berbagi dengan orang lain?