Hukum Cinta Kasih Tuhan

Rabu, 23 Maret 2022 – Hari Biasa Pekan III Prapaskah

126

Matius 5:17-19

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.”

***

Ajaran yang disampaikan Yesus hari ini begitu tegas dan lugas: Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya. Bagi para ahli Taurat dan orang Farisi, perkataan Yesus ini mengherankan dan tidak bisa dimengerti. Dalam pandangan mereka, Yesus sering kali melanggar hukum Taurat yang mereka junjung tinggi sebagai sebuah aturan yang baku.

Makna apa yang sesungguhnya ingin disampaikan Yesus? Bagi-Nya, hukum atau peraturan adalah baik jika dilakukan dengan kesadaran akan sebuah nilai yang dapat mengantar seseorang pada relasi yang semakin dekat dengan Allah dan sesama. Namun, yang terjadi pada masa itu justru sebaliknya. Hukum Taurat salah dimengerti, sehingga pelaksanaannya malah semakin menciptakan jarak yang menjauhkan manusia dari Allah dan sesama.

Pemahaman dan penghayatan akan nilai-nilai hukum Taurat disempurnakan dengan kehadiran Yesus. Ini mengusik pola pikir para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sejumlah mukjizat dilakukan Yesus pada hari Sabat, sehingga alih-alih bersyukur atas terjadinya keselamatan, orang-orang itu malah mengkritik perbuatan Yesus.

Yesus mengajak kita agar memahami, menghayati, dan merealisasikan nilai-nilai hukum Tuhan yang terdapat dalam Kitab Suci secara menyeluruh. Hukum-hukum itu jangan diartikan secara sempit dan kaku. Aturan yang dilakukan hanya karena sebatas aturan tidak akan memberikan dampak yang mendalam bagi manusia. Yesus menginginkan para pengikut-Nya berani keluar dari zona nyaman untuk mewujudkan hukum cinta kasih yang ada dalam Kitab Suci secara nyata dan konkret.

Sabda Tuhan ini sangat cocok dengan situasi dunia sekarang. Banyak orang menggunakan sabda Tuhan hanya untuk membenarkan perilaku-perilaku mereka yang tidak baik. Banyak juga yang mengaku sebagai pengikut Yesus namun enggan melakukan sabda-sabda-Nya, sehingga status mereka itu tidak menghadirkan perubahan yang baik bagi sesama dan bagi diri mereka sendiri. Hendaknya kita semua menyadari bahwa ketaatan pada sabda Tuhan harus lahir dari kesadaran bahwa setiap sabda-Nya membawa kita pada keselamatan dan relasi yang semakin mesra dengan-Nya.

Marilah berdoa: “Tuhan Yesus, Engkaulah sumber kekuatan kami untuk menghayati sabda-sabda-Mu dengan penuh iman. Jadilah penerang yang senantiasa menuntun kami, sehingga kami dimampukan untuk setia melaksanakan sabda-sabdaMu itu dalam seluruh hidup kami. Amin.”