Iman dan Pertobatan

Senin, 18 Juli 2022 – Hari Biasa Pekan XVI

98

Matius 12:38-42

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari-Mu.” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo!”

***

Mendengarkan bacaan Injil hari ini, kita dapat merasakan kejengkelan dan kekecewaan Yesus terhadap para pendengar-Nya. Bagaimana tidak, setiap hari Dia mengajar banyak orang, serta melakukan berbagai tanda dan mukjizat, tetapi masih saja mereka tidak percaya kepada-Nya. Mereka masih saja menuntut tanda, meski sudah banyak tanda yang diberikan. Hati mereka tegar, sehingga Yesus menyebut mereka sebagai “angkatan yang jahat dan tidak setia”.

Kepada mereka, Yesus mengatakan tidak akan memberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Mengapa harus tanda Nabi Yunus? Ini menunjuk pada apa yang akan dialami Yesus kelak. Kita tahu kisah Nabi Yunus yang mencoba menolak pengutusan dari Allah untuk mendatangi orang Niniwe. Namun, Yunus tidak bisa menghindar. Ketika dia mencoba melarikan diri, Allah membuatnya masuk ke dalam perut ikan selama tiga hari, lalu mengeluarkannya. Demikianlah tanda yang juga diberikan kepada orang-orang pada zaman Yesus. Yesus akan mati dan masuk ke dalam perut bumi selama tiga hari. Setelah itu, Ia akan bangkit. Tanda ini diharapkan membuka mata mereka untuk percaya dan bertobat. Kalau orang Niniwe dan ratu dari selatan percaya setelah mendengarkan Yunus dan Salomo, mestinya orang yang mendengarkan Yesus harus lebih percaya, sebab Yesus adalah Anak Manusia yang melampaui Yunus dan Salomo.

Saat ini, kita sudah mengimani Yesus yang ditandai dengan baptisan yang kita terima. Namun, kita perlu bertanya pada diri sendiri: Apakah kita sungguh-sungguh mengimani Yesus? Ataukah itu hanya terjadi di atas kertas, yakni pada surat permandian? Apakah kita sungguh-sungguh menghidupi iman kita dengan melaksanakan seluruh kehendak Tuhan? Sebagai pengikut Kristus, setiap hari atau minimal setiap hari Minggu, kita mendengarkan pembacaan sabda Tuhan di gereja. Sudahkah kita melaksanakan sabda yang kita dengarkan itu? Ataukah jangan-jangan kita sama seperti para pendengar Yesus yang keras kepala dan selalu menuntut tanda?

Kalau kita mau membuka mata dan hati, begitu banyak tanda yang dapat kita alami setiap hari yang menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa menemani dan mendampingi kita. Namun, sering kali kita cenderung menuntut tanda-tanda yang besar. Kalau kita hanya percaya ketika melihat tanda-tanda yang besar, di manakah iman kita? Bukankah iman merupakan dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kelihatan? Marilah kita memohon kepada Tuhan, agar iman kita semakin diteguhkan, sehingga kita bersemangat melakukan pertobatan secara terus-menerus.