Syarat Menjadi Murid Yesus

Minggu, 4 September 2022 – Hari Minggu Biasa XXIII

159

Lukas 14:25-33

Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

***

Mendaki gunung adalah salah satu hobi saya. Sebelum melakukan pendakian, kita harus selalu mempertimbangkan sejumlah hal dengan saksama, antara lain kondisi gunung yang akan didaki (ketinggian gunung, kondisi flora dan fauna, cuaca, keberadaan sumber air, dan sebagainya), perbekalan yang harus dibawa (tenda, sepatu, perlengkapan memasak, pakaian, air, makanan, dan sebagainya), kondisi fisik, dan masih banyak lagi. Itu semua harus diperhatikan demi keselamatan kita, sehingga kita dapat mendaki dan turun gunung dengan selamat.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk mempertimbangkan baik-baik tentang syarat-syarat mengikuti diri-Nya. Ia bersabda, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Mendengar itu, mungkin langsung muncul dalam benak kita, “Syarat untuk mengikuti Yesus ternyata berat juga ya!” Untuk mendaki gunung saja kita harus memiliki pertimbangan yang matang, apalagi kalau mau mengikuti Yesus. Yesus menggambarkan hal itu dengan perumpamaan tentang orang yang akan membangun menara dan raja yang hendak berperang.

Mengikuti Yesus memang tidak mudah, sebab kita harus berani memanggul salib. Memanggul salib artinya siap untuk berkorban dan menderita demi kebahagiaan orang lain. Memanggul salib juga berarti berani melepaskan diri dari segala milik dan mengandalkan Tuhan dengan sepenuh hati. Itulah syarat-syarat untuk dapat menjadi murid Yesus. Beranikah kita tetap setia menjadi murid-Nya, meski banyak tantangan yang menghadang di depan kita?