Allah Seperti Tukang Kebun Anggur

Sabtu, 22 Oktober 2022 – Hari Biasa Pekan XXIX

134

Lukas 13:1-9

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”

Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”

***

Lukas dalam bacaan Injil hari ini menyoroti tentang dosa dan pertobatan. Kita diminta untuk bertobat dari dosa dan kesalahan kita. Kita harus kembali kepada Tuhan dan memohon pengampunan atas segala dosa yang telah kita lakukan. Kita juga harus mengampuni dosa yang dilakukan orang lain terhadap kita. Kita pun harus meminta pengampunan dari orang lain yang telah kita lukai hatinya karena kesalahan, pelanggaran, dan dosa yang kita lakukan kepadanya.

Hal itu dibungkus dengan sebuah peringatan keras. Penginjil menyamakan nasib orang-orang Galilea, yang darahnya dicampur oleh Pilatus dengan darah kurban yang mereka persembahkan sendiri, dengan nasib orang-orang yang mati karena ditimpa menara dekat Siloam. Dengan ini, penginjil kiranya ingin menyampaikan bahwa kemalangan orang-orang itu terjadi bukan karena dosa dan kejahatan mereka lebih berat daripada yang lain. Penderitaan dan bencana bisa menimpa orang baik maupun orang jahat, sehingga semua orang membutuhkan pertobatan dan penebusan. Kemalangan, bencana, dan penderitaan yang menimpa seseorang bukanlah indikator bahwa moral, kejahatan, atau dosa orang itu lebih buruk daripada yang lain. Penginjil Yohanes menampilkan pelajaran serupa dalam kisah penyembuhan seorang buta (Yoh. 9:2-3).

Namun, peringatan keras itu kemudian diimbangi dengan perumpamaan tentang pohon ara yang diberi satu kesempatan lagi. Dikisahkan, seorang pemilik kebun secara teratur mengamati pohon ara di kebunnya selama tiga tahun. Ternyata pohon itu tidak kunjung berbuah, sehingga ia ingin menebangnya. Keputusan itu sungguh-sungguh beralasan, tetapi pekerja kebun meminta waktu setahun lagi. Ia ingin memberi pohon ini satu kesempatan lagi. Ia bertekad untuk mencoba beberapa taktik lain sebelum menebangnya jika tetap tidak menghasilkan buah.

Melalui perumpamaan itu, Yesus menekankan bahwa kita perlu menghasilkan banyak buah sesuai dengan rahmat dan berkat yang telah kita terima. Ia menekankan pula tentang kesabaran dan belas kasihan Allah yang menantikan kita menghasilkan buah yang baik dan berlimpah. Di sini, Allah digambarkan sebagai tukang kebun anggur yang sabar, penuh harapan, dan berbelaskasihan. Ia tidak akan langsung membuang kita jika kita tidak menghasilkan buah. Ia dengan sabar memberi kita waktu untuk menghasilkan buah yang baik. Ia selalu mengulurkan tangan-Nya kepada kita. Ia akan menyuburkan kita, memelihara kita, dan mencabut rumput liar yang tumbuh di dalam diri kita dan di sekitar kita. Namun, kita harus membiarkan Allah menjadi tukang kebun kita. Pertanyaan bagi kita adalah: Apakah kita akan membawa lalang kita kepada Tuhan, dan meminta Dia untuk membantu kita mencabut lalang dari dalam hati kita?

Marilah berdoa: “Tuhan, kami datang dengan rendah hati kepada-Mu untuk meminta pengampunan. Berilah kami kejujuran dan ketulusan untuk mengakui dosa dan kesalahan kami. Tuntunlah kami ke jalan yang benar agar dapat menghasilkan buah berlimpah. Bantulah kami untuk menghindari kejahatan dan bahaya karena kesalahan dan dosa kami. Engkaulah Tuhan dan Juru Selamat kami kini dan sepanjang masa. Amin.”