Kebenaran Jati Diri Kita

Selasa, 28 Maret 2023 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

67

Yohanes 8:21-30

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu: “Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka: “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”

Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.

***

Para ahli ilmu pengetahuan telah menemukan hal-hal baru yang menakjubkan, misalnya teknologi baru, misteri atom, dan rahasia mengenai hidup serta awal hidup. Namun, pertanyaannya tetap sama: Dengan segala pengetahuan dan kekuasaan kita, tahukah kita ke mana kita berjalan? Apa yang kita kehendaki untuk diri kita sendiri dan untuk umat manusia? Apakah kita ingin menggunakan teknologi untuk kekuasaan dan kemuliaan kita sendiri, serta untuk menguasai orang lain? Ataukah kita ingin menggunakannya untuk kehidupan, relasi, perdamaian, dan kesejahteraan bersama, sehingga semua orang, tanpa membedakan suku, budaya, agama, serta kemampuan atau ketidakmampuan mereka, dapat menemukan tempat dan martabat mereka masing-masing? Apakah kita ingin dikuasai oleh ketakutan atau oleh kasih?

Yesus datang untuk menyatakan kepada kita masing-masing siapakah kita ini, dengan segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Ini adalah pernyataan mengenai jati diri kita yang paling dalam. Ia datang untuk menyatakan bahwa kita berharga dan penting, dan bahwa kita semua dipanggil untuk berkembang dalam kasih dan kebenaran, bukan untuk takut. Ia datang untuk menyatakan bahwa kita harus mengambil tempat kita di dunia sebagai pewarta-pewarta perdamaian.

*Diolah dari Jean Vanier, Tenggelam ke Dalam Misteri Yesus: Menghayati dan Mendalami Injil Yohanes, Yogyakarta: Kanisius, 2009.