Katakan Saja Sepatah Kata

Sabtu, 1 Juli 2023 – Hari Biasa Pekan XII

69

Matius 8:5-17

Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”

***

Cara seseorang melihat suatu objek sering kali dipengaruhi oleh latar belakang orang yang bersangkutan. Sebongkah batu besar di mata seorang tukang bangunan akan sangat baik kalau dijadikan fondasi rumah; bagi seorang seniman, batu itu akan sangat indah kalau dijadikan sebuah patung; sedangkan seorang ahli geologi akan meneliti batu tersebut untuk mengetahui umur dan asal-usulnya.

Cara beriman seseorang kepada Tuhan sering kali juga ditentukan oleh latar belakang orang itu. Bacaan Injil hari ini berkisah tentang seorang perwira yang memiliki hamba yang sedang sakit. Karena sangat peduli dengan keselamatan hambanya, ia berusaha mencari cara untuk menyembuhkannya. Perwira itu pun datang kepada Yesus dan memohon agar Dia berkenan menyembuhkan hamba tersebut. Menanggapi permohonan itu, Yesus berkata bahwa Ia akan datang ke rumah sang perwira untuk menyembuhkan hambanya. Namun, jawaban perwira itu sangat mengejutkan. Ia berkata bahwa Yesus tidak perlu repot-repot datang ke rumahnya. Selain karena merasa diri tidak pantas, perwira itu yakin bahwa cukup dengan bersabda saja, Yesus pasti akan menyembuhkan hambanya.

Keyakinan perwira ini didasarkan pada pekerjaannya sehari-hari, bahwa sebagai seorang perwira, ia memerintahkan segala sesuatu kepada para bawahannya cukup dengan kata-kata saja. Karena ia memiliki otoritas sebagai seorang atasan, para bawahan senantiasa taat kepadanya. Perwira ini yakin bahwa Yesus memiliki kuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini, termasuk juga atas segala jenis penyakit. Pada zaman itu, penyakit dipandang sebagai gangguan dari roh-roh jahat. Sang perwira mengimani kuasa Yesus atas roh-roh jahat. Roh-roh jahat takut dan takluk kepada-Nya. Apabila Yesus menghardik dan mengusir mereka, roh-roh jahat itu pasti akan langsung meninggalkan tubuh orang yang diganggunya. Memang demikianlah yang kemudian terjadi. Yesus bersabda, dan hamba dari perwira itu pun langsung sembuh.

Seperti perwira itu, semoga latar belakang kita dapat semakin memperdalam iman kita kepada Yesus, penyelamat dan sumber kehidupan kita.