Kerajaan Surga

Minggu, 30 Juli 2023 – Hari Minggu Biasa XVII

156

Matius 13:44-52

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

“Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Mengertikah kamu semuanya itu?” Mereka menjawab: “Ya, kami mengerti.” Maka berkatalah Yesus kepada mereka: “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.”

***

Penginjil Matius menempatkan sejumlah perumpamaan tentang Kerajaan Surga di bagian tengah Injilnya. Perumpamaan tentang misteri Kerajaan Surga ditampilkan ketika pesan pewartaan Yesus ditolak secara luas. Pada saat itulah Yesus mulai menjelaskan misteri Kerajaan Surga dengan menggunakan berbagai perumpamaan dengan maksud agar ajaran-Nya tidak mendapatkan kesulitan dan masalah dari para penguasa.

Kerajaan Surga dibandingkan-Nya dengan berbagai hal seperti penabur, lalang di antara gandum, biji sesawi, ragi, harta terpendam, mutiara yang berharga, dan pukat. Bacaan hari Injil Minggu ini menampilkan tiga di antaranya, yakni harta terpendam, mutiara yang berharga, dan pukat.

Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga ingin menyadarkan kita akan nilai Kerajaan Surga sebagai harta karun, sehingga harus diperjuangkan untuk mendapatkannya. Tuntutan Injil untuk mendapatkan Kerajaan Allah itu sifatnya total. Menjual segalanya untuk mendapatkan apa yang benar-benar diinginkan membuat kedua orang dalam perumpamaan itu dipenuhi dengan kegembiraan yang mendalam.

Kerajaan Surga juga diumpamakan dengan pukat yang dilabuhkan di laut. Ketika pukat dilabuhkan di laut, berbagai jenis ikan akan dapat ditangkap. Ini merefleksikan universalitas undangan untuk menerima kabar gembira tentang Kerajaan Allah. Namun, pada waktu penghakiman di akhir zaman, hanya orang-orang baik dan benar yang akan diselamatkan, sedangkan orang-orang jahat akan dihukum. Hukuman bagi orang-orang jahat dilukiskan dengan menggunakan kiasan api. Orang-orang jahat akan dicampakkan ke dalam tunggu berapi. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. 

Dengan tiga perumpamaan di atas, kita disadarkan oleh Yesus akan arti dan nilai penting dari Kerajaan Surga. Jika kita mengakui arti dan nilai penting Kerajaan Surga, kita akan rela berjuang dan berkorban untuk mendapatkannya. Seberapa berharganya Kerajaan Surga bagi kita? Berapa harga yang mau kita bayar untuk bisa mengambil bagian dan hidup sebagai bagian dari Kerajaan Allah? Jika kita tidak mau berjuang dan berkorban serta tidak mau mengubah prioritas dalam hidup kita demi mendapatkan Kerajaan Allah, itu berarti kita belum memahami nilai Kerajaan Allah dengan benar.