Biji Sesawi dan Ragi

Senin, 31 Juli 2023 – Peringatan Wajib Santo Ignasius dari Loyola

265

Matius 13:31-35

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.”

Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: “Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”

Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: “Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”

***

Hari ini Yesus memberi kita perumpamaan tentang biji sesawi untuk melukiskan Kerajaan Surga. Kita tahu betapa kecilnya biji sesawi. Namun, saat benih yang kecil ini tumbuh, ia bisa tumbuh menjadi salah satu tumbuhan terbesar, sehingga bahkan bisa menjadi rumah bagi banyak spesies burung. Perumpamaan ini mengungkapkan perbedaan antara keadaan saat ini dan masa yang akan datang, antara keadaan awal yang kecil dan keadaan akhir yang bertumbuh menjadi besar. Kerajaan Allah awalnya kecil saja, sehingga banyak orang tidak terkesan kepadanya, tetapi pada akhirnya akan berkembang menjadi sesuatu yang sangat besar.

Kemudian Yesus memberi tahu para murid perumpamaan lain lagi tentang Kerajaan Surga. Dia menganalogikan Kerajaan Surga dengan seorang perempuan yang membuat roti. Perempuan itu mengambil sedikit ragi, mencampurkannya dengan tepung terigu, lalu mengaduknya sampai mengembang seluruhnya. Saat ragi bekerja pada tepung, seluruh adonan mengembang seluruhnya. Perumpamaan ini juga mempertentangkan antara awal yang sederhana dan hasil akhir yang luar biasa. Perumpamaan tentang ragi ini juga memperlihatkan kekuatan ragi yang luar biasa, yang melakukan pekerjaannya secara diam-diam, tetapi hasil akhirnya sangat fantastis.

Ragi yang dicampurkan hanya sedikit, tetapi lama-kelamaan membuat adonan berkembang seluruhnya. Hal ini menonjolkan kontras antara jumlah yang sedikit dan pengaruh yang besar. Sekelompok kecil murid Yesus mungkin diremehkan karena mewartakan Kerajaan Surga yang dinilai oleh banyak orang tidak penting untuk diperhatikan. Namun, sama seperti ragi yang sedikit itu ternyata berpengaruh pada seluruh adonan, demikian pula Kerajaan Surga akan berpengaruh di seluruh dunia. Perumpamaan ini juga menegaskan tentang efek kekuatan perubahan yang berasal dari luar adonan dan bukan dari dalam adonan itu sendiri.

Kedua perumpamaan di atas sangat mungkin juga berbicara tentang karya pelayanan dan pewartaan Yesus. Karya pelayanan dan pewartaan Yesus bersama para murid-Nya mungkin tidak mengesankan bagi orang-orang yang mengharapkan Yesus tampil sebagai Mesias Raja yang penuh kuasa. Yesus justru tampil seperti biji sesawi yang kecil dan ragi yang awalnya sederhana, tetapi secara diam-diam menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Karena itu, marilah kita mewartakan dan memperlihatkan kedatangan Kerajaan Allah dengan mulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana.