Jangan Menghakimi Sesama

Rabu, 16 Agustus 2023 – Hari Biasa Pekan XIX

138

Matius 18:15-20

“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang darimu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

***

Manusia cenderung menghakimi sesamanya yang bersalah atau berdosa. Sikap demikian kurang bijak dan bisa mendatangkan persoalan baru. Sabda Yesus dalam bacaan Injil hari ini menunjukkan beberapa langkah yang perlu diambil bila seorang murid diketahui bersalah atau berdosa.

Pertama, berbicaralah dengannya secara pribadi atau yang lazim disebut “berbicara dari hati ke hati”. Jika dia mendengarkan teguran atau nasihat yang disampaikan, selesailah persoalan. Akan tetapi, bila dia tidak mau mendengarkan nasihat yang disampaikan saudaranya, ditempuhlah langkah yang kedua, yakni berbicara dengannya di depan dua atau tiga orang saksi. Jika dia mendengarkan nasihat para saksi, selesailah persoalannya. Sebaliknya, jika dia tidak mengindahkan teguran para saksi, ditempuhlah langkah yang ketiga dan terakhir, yakni berbicara dengannya di depan seluruh umat.

Maksud tiga langkah tersebut adalah supaya orang yang bersalah atau berdosa kembali ke dalam persekutuan kasih para murid. Akan tetapi, jika dia tidak mau juga mendengarkan nasihat seluruh umat, dia adalah seorang yang tidak mengenal Allah.

Konflik atau perselisihan sering kali terjadi dalam kebersamaan hidup di dalam keluarga, komunitas, lingkungan, dan masyarakat. Jika persoalan itu muncul, baiklah kita menyelesaikannya secara damai dan bijak dalam semangat persaudaraan sejati. Kita diajak pula untuk menjadi pribadi yang rendah hati, pribadi yang mendengarkan nasihat atau teguran sesama kita.