Kebahagiaan Sejati dalam Allah

Rabu, 1 November 2023 – Hari Raya Semua Orang Kudus

104

Matius 5:1-12a

Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga.”

***

Hari ini kita merenungkan sabda bahagia atau khotbah di bukit yang disampaikan Yesus kepada para pengikut-Nya. Sabda bahagia menggambarkan sebuah penziarahan hidup rohani umat beriman dalam memaknai kebahagiaan seturut kehendak Tuhan. Sabda bahagia yang diajarkan Yesus adalah pedoman yang menuntun dan membimbing perjalanan hidup rohani kita sepanjang masa.

Sabda bahagia diawali Yesus dengan ucapan bahagia bagi mereka yang miskin di hadapan Allah. Yesus dengan ini mengajak kita sebagai murid-murid-Nya untuk bergantung secara penuh kepada Allah dan penyelenggaraan-Nya. Prioritas hidup kita adalah mencari Allah dan kehendak-Nya, bukan mencari hal-hal yang bersifat duniawi dan semu belaka. Sikap hidup seperti ini telah dilaksanakan oleh orang-orang kudus yang kita rayakan hari ini. Miskin di hadapan Allah mereka nyatakan dengan menyadari ketergantungan akan Allah, sehingga mereka selalu setia membangun relasi yang mendalam dengan-Nya dalam seluruh aspek kehidupan.

Selanjutnya, yang disebut berbahagia oleh Yesus adalah orang-orang yang berdukacita, orang-orang yang lembut hati, orang-orang yang haus akan kebenaran, orang-orang yang murah hati, orang-orang yang suci hatinya, orang-orang yang membawa damai, serta orang-orang yang dianiaya karena kebenaran. Sabda ini merupakan panggilan bagi kita, murid-murid Yesus, untuk terlibat dalam tindakan-tindakan nyata yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Kebahagiaan sejati dalam Kristus akan sungguh kita alami kalau kita berani selalu bertindak benar dan adil, meski harus menanggung risiko, bahkan penderitaan atau penolakan. Konsisten dalam menghayati sikap murah hati dan menjaga diri dari sikap benci merupakan bagian penting dari kebahagiaan dalam Tuhan. Orang-orang kudus menjadi teladan kita dalam menghayati ajaran Yesus ini. Meskipun mengalami banyak penolakan, penganiayaan, dan penderitaan, mereka tetap memilih untuk setia dalam iman akan Tuhan, sehingga menemukan kebahagiaan sejati di dalamnya.

Yesus juga memberikan berkat kebahagiaan bagi mereka yang membawa damai sejahtera di tengah-tengah dunia yang saat ini banyak mengalami penderitaan akibat kekerasan dan ketidakadilan. Hati yang damai dapat bertumbuh dari pemahaman akan makna pengampunan. Mengampuni menjadi sikap hidup kita untuk mencapai kedamaian hidup dalam Tuhan.

Orang-orang kudus telah mengalami kebahagiaan sejati dalam Allah berkat keberanian mereka untuk terus mengejar kekudusan selama hidup di dunia ini. Mereka menjadi teladan kita untuk selalu siap sedia menjadi saksi Allah dalam mewartakan kasih dan kebenaran secara konsisten dari masa ke masa.