Modal yang Baik Mesti Digunakan dengan Baik

Rabu, 22 November 2023 – Peringatan Wajib Santa Sisilia

147

Lukas 19:11-28

Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu darinya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, darinya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

***

Banyak orang ingin sukses dalam hidupnya, ingin kaya, punya banyak uang, dan sebagainya. Tidak sedikit yang mengejar keinginan tersebut dengan berdagang. Namun, berdagang itu tidak mudah, perlu keahlian dan bakat khusus. Kendala utama para pedagang pada umumnya terletak pada modal. Barang dagangan harus lengkap, agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang datang. Untuk itu, diperlukan modal yang besar. Bank memang menyediakan pinjaman untuk mengembangkan usaha masyarakat. Akan tetapi, untuk bisa meminjam di bank, orang perlu memberikan jaminan.

Bacaan Injil hari ini berbicara tentang seorang bangsawan yang sebelum pergi ke tempat yang jauh berkenan memberikan modal kepada sejumlah hambanya. Modal itu dimaksudkan untuk dipakai berdagang, agar dapat menghasilkan keuntungan. Dari sudut pandang ini, sang bangsawan bisa disebut sebagai seorang yang baik hati. Modal usaha diberikan kepada hamba-hambanya, meskipun mereka tidak meminta, tidak pula memberikan jaminan.

Sekembalinya dari bepergian, ia memanggil hamba-hamba itu. Ada hamba yang setia mengembangkan modal yang diterimanya, sehingga menghasilkan banyak keuntungan, tetapi ada juga hamba yang tidak melakukan apa-apa. Ia bukan hanya tidak memanfaatkan modal yang diterimanya, melainkan juga melontarkan tuduhan kepada tuannya sebagai seorang yang keras dan suka “mengambil apa yang tidak pernah ditaruh dan menuai apa yang tidak ditabur”. Terhadap hamba yang setia, bangsawan itu memberikan anugerah yang setimpal. Sementara itu, terhadap hamba yang malas, ia memberikan hukuman yang setimpal juga.

Perumpamaan ini dalam Injil Lukas ditempatkan dalam konteks anggapan orang-orang bahwa Kerajaan Allah akan segera datang. Yesus memang sudah datang. Ia datang membawa Kerajaan Allah bagi semua orang. Ia berjalan berkeliling untuk menaburkan benih-benih kebaikan kepada semua orang. Namun, tanggapan orang ternyata berbeda-beda. Ada yang menerima, tetapi ada juga yang menolak, mencibir, mengolok-olok, mencaci, bahkan melontarkan pelbagai tuduhan yang keji. Penolakan dan tuduhan-tuduhan itu justru membuat orang yang menyatakannya tidak berkembang. Ia menjadi kerdil karena pandangannya sendiri yang salah terhadap Allah yang sesungguhnya baik dan penuh belas kasihan.

Yesus telah datang. Ia telah menyebarkan benih-benih yang baik. Ia telah memberikan modal yang baik kepada kita. Modal yang kita terima tersebut mesti kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kelak, ketika Yesus datang kembali untuk kedua kalinya, Ia akan meminta pertanggungjawaban kita atas modal yang telah Ia berikan. Sudahkah kita memanfaatkan rahmat dan anugerah yang kita terima dari Tuhan dengan sebaik-baiknya, untuk kebaikan diri sendiri dan sesama?