Ketika air yang di kantong itu habis, anak itu ditinggalkan Hagar di bawah semak-semak. Lalu ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jaraknya, sebab katanya, “Aku tidak tahan melihat anak itu mati.” … Allah mendengar suara anak laki-laki itu. … Lalu Allah membuka mata Hagar sehingga ia melihat sebuah sumur. Ia pergi mengisi kantong airnya, lalu memberi anak itu minum (Kej. 21:15-19).
***
Hagar dan anaknya Ismael diusir dari rumah Abraham. Mereka mewakili para pengungsi yang sepanjang sejarah terpaksa meninggalkan rumah dan kampung halamannya. Ancaman paling fatal yang mereka jumpai dalam hijrah dan pengasingan adalah kehabisan pangan, khususnya air minum.
Kita, manusia, bisa mengangkat tangan dan meninggalkan saudara kita, tetapi tidak demikian dengan Allah yang memiliki rencana terhadap setiap manusia, yang terkecil dan terkucil sekalipun.
***
Marilah berdoa:
Terpujilah Engkau, Tuhan, yang membuka mata orang yang lelah dan dahaga, sehingga menemukan air untuk bertahan hidup. Berilah kami kepedulian untuk menghemat air bersih dan kerelaan untuk berbagi dengan yang haus, khususnya dengan ibu dan anak dalam pengasingan. Amin.