
Markus 6:30-34
Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
***
Setelah murid-murid menunaikan tugas mewartakan Injil, mereka kembali berkumpul bersama Yesus. Memahami bahwa murid-murid-Nya lelah karena selama ini sibuk melayani orang banyak, Yesus mengajak mereka untuk mencari tempat sunyi guna beristirahat sejenak.
Beberapa tahun lalu, ketika sedang disibukkan dengan berbagai macam pelayanan, tiba-tiba lambung saya terasa sakit. Belum beres dengan itu, kemudian muncul batuk-batuk kecil yang membuat saya tidak bisa tidur di malam hari. Suhu tubuh meningkat tajam, ditambah seluruh tubuh terasa sakit seperti habis dipukul-pukul. Keadaan ini memaksakan saya untuk pergi ke Instalasi Gawat Darurat di rumah sakit.
Lima hari lamanya saya dirawat di rumah sakit, masuk dalam kesunyian, sendiri, jauh dari keluarga. Namun, ada makna yang bisa saya petik dari peristiwa itu. Saya seperti diperingatkan agar bisa membagi waktu dan menjaga kesehatan, walaupun pelayanan tentu saja merupakan hal yang penting.
Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa ada waktu untuk melayani, ada waktu juga untuk beristirahat. Kita bukan mesin yang bisa bekerja terus-menerus, bahkan mesin pun perlu diistirahatkan sewaktu-waktu. Waktu istirahat kita bisa dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mensyukuri segala sesuatu yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita. Tuhan mendorong kita untuk berkarya dan melayani sesama, tetapi pada saat yang sama menghendaki pula agar kita menjaga dan merawat diri kita sendiri.