
Lukas 9:22-25
Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
***
Meskipun baru saja diakui oleh Petrus sebagai “Mesias dari Allah”, Yesus sendiri lebih suka memakai gelar atau sebutan “Anak Manusia”. Sebutan ini dengan seimbang menampilkan baik sisi kemanusiaan Yesus maupun segi kemuliaan-Nya. Dia adalah Anak Manusia yang mengalami banyak penderitaan, ditolak bahkan dibunuh oleh manusia, tetapi akan dimuliakan Allah. Dia akan datang kelak dalam kemuliaan-Nya untuk mengadili manusia.
Pola hidup dan pengalaman Yesus itu juga harus menjadi pola hidup para murid-Nya. Mengikuti Yesus berarti mengikuti jalan salib-Nya dan memikul salib setiap hari. Memikul salib karena dan demi mengikuti Yesus berarti harus menyangkal diri, yakni melepaskan ego, kepentingan, gengsi, jaminan hidup, dan sebagainya. Memikul salib berarti juga siap dan tidak malu untuk dibenci, ditolak, dilawan, serta kehilangan semua jaminan dan andalan hidup, bahkan nyawa, demi Kristus dan Injil-Nya.
Jika kita bertekun dalam jalan salib itu, Anak Manusia juga tidak akan malu mengakui kita sebagai murid-Nya yang setia pada saat Dia datang kembali untuk menjemput kita memasuki dan menikmati kemuliaan-Nya di surga. Jalan salib harus selalu menjadi pilihan kita setiap hari di tengah pelbagai jalan lain yang ditawarkan dunia ini. Jalan salib adalah komitmen hidup yang harus senantiasa kita pegang dan perjuangkan. Mengapa? Karena kita percaya bahwa di akhir perjalanan itu ada kemuliaan bersama Tuhan, sang Anak Manusia yang mulia!