
Yohanes 8:12-20
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku. Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Di manakah Bapa-Mu?” Jawab Yesus: “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.”
Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba.
***
Setelah menyebut diri-Nya sebagai air sumber hidup, Yesus kali ini memperkenalkan diri sebagai terang dunia. Dialah terang dunia yang sejati. Orang yang mengikuti-Nya tidak akan tersesat, tidak akan pula jatuh ke dalam kebinasaan, sebab mereka tidak berjalan dalam kegelapan. Dengan beriman kepada-Nya, orang akan mempunyai terang hidup dalam diri mereka. Yesus adalah terang yang dibutuhkan dunia. Hanya kalau menerima dan membuka diri pada-Nya, dunia akan dapat keluar dari kegelapan yang menguasainya.
Alih-alih menghadirkan terang, banyak pemimpin justru membawa masyarakat yang mereka pimpin menuju ke dalam kegelapan. Mereka memimpin dengan sesuka hati, mendahulukan kepentingan sendiri dalam membuat kebijakan, dan suka bertindak sewenang-wenang. Kepemimpinan mereka jauh dari kebenaran dan keadilan, sehingga melahirkan kekacauan, kemerosotan, dan penderitaan bagi orang banyak.
Siapa pun yang mendapat kepercayaan untuk menjadi pemimpin masyarakat perlu meneladan Yesus. Bawalah orang-orang yang kalian pimpin menuju terang, alih-alih menuju kegelapan! Caranya adalah dengan rela berkorban dan mengembangkan semangat untuk melayani. Dengan dua semangat itu, menjadi nyata bahwa fokus seorang pemimpin adalah kesejahteraan bersama, bukan keuntungan dan kekayaan untuk dirinya, keluarganya, dan kelompoknya sendiri.