Menjadi seperti Maria bagi Yesus

Senin, 14 April 2025 – Hari Senin dalam Pekan Suci

94

Yohanes 12:1-11

Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”

Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

***

Kita merefleksikan perjalanan terakhir Yesus di awal Pekan Suci ini. Pada hari-hari terakhir hidup Yesus, sebagian besar orang yang ditemui-Nya memusuhi Dia. Namun, enam hari sebelum Paskah, Dia mengalami kebaikan yang luar biasa dari keluarga Lazarus di Betania. Maria, saudari Lazarus, melakukan sesuatu yang luar biasa bagi-Nya dengan mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi yang sangat mahal, dan kemudian menyekanya dengan rambutnya. Tindakan Maria ini dipandang oleh Yesus sebagai persiapan untuk kematian dan penguburan-Nya.

Sikap dan tindakan Maria itu mengantisipasi sikap dan tindakan Yesus sebagai seorang pelayan atau hamba, sebab beberapa hari kemudian, Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Inilah cara Maria mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada Yesus atas kebaikan yang telah diberikan Yesus kepada keluarganya dengan membangkitkan Lazarus dari kematian.

Kita juga memiliki banyak hal untuk disyukuri. Kita semua telah diberkati Tuhan dengan berbagai bentuk dan cara. Sumber utama dari setiap berkat dan anugerah yang kita terima adalah Tuhan, sehingga kita patut bersyukur kepada-Nya.

Di awal Pekan Suci ini, mari kita bersyukur karena Yesus mengasihi kita dengan memberikan hidup-Nya bagi kita. Yesus memberikan nyawa-Nya agar kita dapat memiliki hidup dan memilikinya secara penuh. Hidup kita seharusnya juga menjadi sebuah ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberkati dan menganugerahi kesehatan dan rezeki secukupnya kepada kita. Sepeti Maria, hendaknya kita mengungkapkan rasa syukur atas kebaikan Tuhan dengan cara kita sendiri. Semoga kita dapat menjadi seperti Maria bagi Yesus dengan memberikan keramahan dan kemurahan hati kepada sesama di tengah-tengah dunia yang sering kali tidak bersahabat.