Yesus dan Nikodemus

Selasa, 29 April 2025 – Peringatan Wajib Santa Katarina dari Siena

54

Yohanes 3:7-15

“Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain dari Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

***

Dalam dua hari ini, kita berjumpa dengan Nikodemus. Nikodemus adalah gambaran seorang politisi, tokoh agama, sekaligus pemikir. Namun, apakah nama besarnya sebanding dengan kapasitas dan kemampuan intelektualnya? Yesus sendiri mempertanyakan hal itu ketika bertanya, “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?” Perkataan Yesus ini mempertanyakan kemampuan Nikodemus sebagai tokoh agama. Yesus menunjukkan bahwa orang ini tidak memahami agama sebaik yang ia pikirkan.

Sindiran Yesus selanjutnya tidak kalah telak. Ia berkata, “Kamu tidak percaya waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?” Namun, sikap Nikodemus yang mencari Yesus, bukan malah menjauhi-Nya, patut diapresiasi. Ada keterbukaan dalam diri Nikodemus pada pewartaan Yesus. Sikap ini berbeda dibandingkan dengan sikap orang Farisi yang lain.

Sebenarnya, orang-orang Farisi yang lain pun dapat melihat apa yang sudah dikerjakan Yesus dalam mukjizat-mukjizat-Nya. Namun, mereka tidak mau tunduk kepada otoritas Kristus, firman Tuhan yang hidup. Apa yang dikatakan Yesus adalah pesan dari Tuhan. Nikodemus sendiri menyadari hal itu, tetapi ia masih sulit melihat kebenaran.

Bacaan Injil hari ini menyampaikan pesan untuk para tokoh agama yang dalam kesehariannya diandaikan memahami Kitab Suci, lebih daripada umat pada umumnya. Para tokoh agama diharapkan menjadi penuntun bagi umat untuk memahami kebenaran pewartaan Yesus.

Sebagai pesan kedua, seperti Nikodemus, para tokoh agama hendaknya terbuka untuk menerima kebenaran dan berusaha untuk terus belajar. Sebagai tokoh agama, pembelajaran ini adalah perjalanan yang berlangsung seumur hidup. Mereka diajak untuk tekun dalam mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan dalam Kitab Suci.