Menjadi Malaikat bagi yang Lain

Senin, 29 September 2025 – Pesta Santo Mikhael, Gabriel, dan Rafael

42

Yohanes 1:47-51

Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

***

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, bersama dengan Gereja universal, hari ini kita merayakan Pesta Tiga Malaikat Agung: St. Mikhael, St. Gabriel, dan St. Rafael. Ketiganya memiliki tugas yang berbeda, tetapi satu dalam pengutusan dari Allah. Mikhael yang berarti “siapakah seperti Allah?” berperan sebagai pembela kebenaran dan pelindung umat beriman. Gabriel yang berarti “kekuatan Allah” berperan sebagai pembawa kabar gembira kepada Maria. Rafael yang berarti “Allah menyembuhkan” berperan sebagai pendamping dan penyembuh bagi Tobit dan keluarganya.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyapa Natanael sebagai seorang yang tulus, lalu menegaskan bahwa ia akan melihat langit terbuka dan para malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. Mau ditegaskan di sini bahwa para malaikat adalah perantara kasih Allah, penghubung antara surga dan bumi, dan tanda bahwa Allah selalu menyertai umat-Nya.

Kita sering membayangkan malaikat sebagai makhluk surgawi dengan sayap putih. Namun, Allah sesungguhnya memanggil kita semua untuk menjadi “malaikat-malaikat tak bersayap” bagi sesama. Artinya, kita semua dipanggil untuk menjadi pembawa kasih, penghubung yang menciptakan perdamaian, dan utusan kebaikan.

Bagaimana caranya kita bisa menjadi malaikat bagi orang lain? Kita dipanggil untuk menjadi seperti Malaikat Mikhael, yakni berani membela kebenaran, menjaga iman, dan melindungi yang lemah dari ketidakadilan. Kita dipanggil untuk menjadi seperti Malaikat Gabriel yang mampu menjadi menjadi pembawa kabar gembira, bukan gosip atau berita palsu; kata-kata kita hendaknya meneguhkan, bukan melukai. Kita juga dipanggil untuk menjadi seperti Malaikat Rafael yang mampu menghadirkan kesembuhan, yakni dengan mendampingi yang sakit, memberi penghiburan bagi yang berduka, dan membawa damai bagi hati yang terluka.

Dunia sekarang membutuhkan “malaikat-malaikat yang tak bersayap”. Dalam keluarga, orang tua harus mampu menjadi malaikat bagi anak-anaknya dengan kasih dan teladan iman. Dalam komunitas, para anggota harus mampu menjadi saudara yang menolong tanpa pamrih, menjadi penghubung, bukan pemecah belah. Dalam masyarakat, orang beriman harus berani melawan arus egoisme dengan pelayanan dan solidaritas.

Saudara-saudari, para malaikat agung hari ini mengingatkan kita bahwa Allah selalu hadir dan bekerja melalui utusan-Nya. Allah juga menghendaki agar kita menjadi perpanjangan tangan-Nya, sehingga kasih-Nya nyata di tengah dunia. Marilah kita mohon rahmat agar kita dimampukan menjadi malaikat bagi yang lain, yakni pembela kebenaran seperti Malaikat Mikhael, pembawa kabar gembira seperti Malaikat Gabriel, serta pembawa kesembuhan dan penghiburan seperti Malaikat Rafael. Dengan demikian, kita sungguh menjadi tanda kasih Allah yang hidup, yang menghubungkan surga dan bumi. Tuhan memberkati!