Surga bagi Semua

Kamis, 6 November 2025 – Hari Biasa Pekan XXXI

6

Lukas 15:1-10

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”

“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”

***

Ada pendapat bahwa surga itu milik orang-orang tertentu saja. Ada yang bahkan yakin bahwa dirinya punya hak istimewa untuk menjadi penghuni surga, sementara yang lain tidak. Ukuran kelayakan yang sering dipakai adalah ukuran yang mampu mereka pikirkan, sejauh yang bisa diterima oleh akal sehat mereka sendiri. Yang rajin beribadah, gemar bersedekah, atau terpandang dalam hidup kerohanian pastilah mendapat tiket masuk Kerajaan Surga, tetapi orang-orang yang hidupnya berlumuran dosa tentu tidak.

Karena pemikiran seperti itu, kelompok yang yakin bahwa hidup mereka suci dan siap menikmati surga umumnya merasa diri berbeda dengan orang-orang di luar kelompok mereka. Agar kesucian itu tidak ternoda, biasanya mereka membuat batasan-batasan. Mereka menjauh dan memisahkan diri dari kelompok-kelompok yang mereka pandang penuh dosa. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menganut konsep yang sama. Karena itu, ketika Yesus menerima para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, bahkan makan bersama dengan orang-orang itu, mereka menjadi marah dan melontarkan kecaman.

Yesus mengingatkan bahwa Ia tidak akan meninggalkan satu pun domba-Nya atau dirham-Nya yang hilang. Yang hilang akan dicari hingga ditemukan kembali, sebab “akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat”.Semua orang diharapkan masuk surga, bahkan mereka yang sudah hilang atau berdosa dan meninggalkan-Nya. Bukankah untuk itulah Yesus datang ke dunia, menderita, dan mati di kayu salib? Misi Tuhan adalah penebusan dosa dan penyelamatan, bukan untuk satu orang atau kelompok tertentu saja, melainkan untuk semua manusia, terutama mereka yang berdosa.

Dosa menjauhkan manusia dari Tuhan. Saat manusia berdosa, ia terpisah jauh dari Tuhan. Namun, orang berdosa jangan disamakan dengan penderita penyakit menular yang harus dihindari agar kita tidak tertular. Sebaliknya, karena orang berdosa berada jauh dari Tuhan, tugas kitalah yang mengaku sebagai murid Tuhan untuk mewartakan pertobatan dan Kerajaan Allah kepada mereka. Ingat, cari dan temukan yang hilang!

Tuhan tidak ingin kita hanya memperjuangkan keselamatan bagi diri kita sendiri. Tuhan ingin agar kita mengasihi sesama sama seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Jika kita menginginkan surga dan mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, berarti kita pun harus menginginkan surga bagi sesama dan membantu mereka yang tersesat untuk bisa menemukan jalan yang benar.