Buah Ketekunan

Minggu, 16 November 2025 – Hari Minggu Biasa XXXIII

9

Lukas 21:5-19

Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: “Apa yang kamu lihat di situ — akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”

Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”

Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”

***

Dalam sebuah film Holywood berjudul Man on Fire, Denzel Washington sebagai pemeran utama, mengatakan kepada Pita Ramos dalam sesi latihan renang, “There is no such thing that tough, there is trained and untrained.” Artinya, tidak ada orang yang tangguh, yang ada adalah mereka yang terlatih dan tidak terlatih. Tidak ada orang yang kuat, yang ada adalah orang yang tekun dan yang tidak, yang setia bertahan atau mudah menyerah. Sebuah pepatah bijak dalam bahasa Latin yang maknanya serupa adalah gutta cavat lapidem non vi sed saepe cadendo, artinya air dapat melubangi batu yang keras bukan karena kekuatannya tetapi karena sering menetes jatuh di atas batu itu. Orang yang setia dan tekun akan berhasil karena ketekunannya.

Bacaan-bacaan Kitab Suci menjelang akhir tahun liturgi menampilkan ajaran-ajaran tentang akhir zaman. Bacaan Injil kita hari ini berbicara tentang hal-hal yang terjadi menjelang akhir zaman. Kekacauan, runtuhnya bangunan-bangunan termasuk Bait Allah, warta nabi-nabi palsu, serta penganiayaan terhadap para pengikut Yesus akan terjadi. Bangsa akan bangkit melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan. Orang akan menderita penyakit sampar dan kelaparan. Macam-macam peristiwa menakutkan akan terjadi. Namun, yang menarik adalah: Saat-saat itu tidak berarti bahwa kesudahan atau akhir zaman akan segera datang. Di bagian lain, Yesus sendiri mengatakan hanya Bapa di surga yang mengetahuinya.

Bukan soal kapan akhir zaman akan terjadi, Yesus lebih mementingkan pentingnya sikap berjaga-jaga, sikap waspada. Yesus bahkan mengatakan bahwa saat penganiayaan justru menjadi kesempatan untuk bersaksi. Ia mengajak para murid untuk tidak fokus pada saat akhir, tetapi pada kesetiaan dan ketekunan untuk tetap bertahan, bahkan menjadikan saat sulit itu sebagai peluang untuk bersaksi tentang Dia.

Yesus menghendaki para pengikut-Nya untuk tetap bertekun dalam iman mereka sampai kesudahan. Ketekunan dan kesetiaan jauh lebih penting daripada menghitung-hitung atau meramal-ramal kapan akhir zaman akan terjadi. Yesus juga menguatkan para pengikut-Nya dengan janji untuk membela mereka, menjaga mereka, dan tidak membiarkan mereka binasa atau menderita sia-sia. Ia menyediakan hidup yang mulia bagi mereka yang bertekun sampai akhir.

Tidak ada yang tidak dapat diatasi oleh ketekunan. Sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk tetap bertekun dalam iman kepercayaan akan Allah yang maha pengasih. Yesus tidak menjanjikan hidup yang tanpa tantangan, tetapi Dia berjanji tidak akan membiarkan kita berjuang sendirian dalam derita. Keputusasaan adalah tanda kehilangan iman atau kelemahan diri. Orang yang tetap setia berjaga, selalu waspada, dan senantiasa bertekun dalam iman akan beroleh keselamatan, akan menuai kebahagiaan yang sejati. Mereka yang tetap setia melaksanakan kehendak Allah, bertekun dalam perbuatan kasih meski mendapatkan banyak tantangan dan derita, akan bangkit mulia seperti Kristus. “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu,” yakni hidup bahagia, hidup kekal, hidup yang lebih mulia. Itulah buah dari ketekunan kita.