Gereja yang Kudus

Selasa, 8 November 2022 – Hari Biasa Pekan XXXII

257

Lukas 17:7-10

“Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

***

Bacaan pertama hari ini (Tit. 2:1-8, 11-14) berisi nasihat mengenai bentuk kesalehan yang perlu dibangun di antara umat. Paulus memberikan uraian padat mengenai sikap dasar orang Kristen, yakni hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, kasih, dan ketekunan. Selanjutnya, Paulus menasihati agar setiap perempuan yang sudah tua hendaknya tekun beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, cakap mengajarkan hal-hal yang baik. Demikian pula orang muda dinasihatinya supaya pandai menguasai diri dalam segala hal.

Khusus kepada Titus, seorang gembala umat yang masih muda, Paulus menasihatkan, “Jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.”

Untuk semua hal baik yang telah kita lakukan memang tidak ada tempat bagi kita untuk bermegah, sebab kita ini hanyalah seorang pelayan. Namun, Kristus yang kita layani memberikan jaminan pasti akan hidup kita, bahwa kita akan menerima penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar, Penyelamat kita, Yesus Kristus. Yesus telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan, dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Sungguh, Kristus telah menguduskan kita semua. Akan tetapi, semuanya itu bukan untuk membuat kita bermalas-malasan. Setiap orang ditantang untuk membuat dirinya kudus di hadapan Allah, yakni dengan melakukan segala tuntunan seperti diajarkan oleh Rasul Paulus.