Penglihatan Rohani

Rabu, 19 Februari 2025 – Hari Biasa Pekan VI

76

Markus 8:22-26

Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: “Jangan masuk ke kampung!”

***

Yesus dikisahkan menyembuhkan seorang buta di Betsaida. Menariknya, penyembuhan ini terjadi secara bertahap. Pada awalnya, ketika Yesus menyentuh mata si buta, orang itu hanya bisa melihat samar-samar. Setelah Yesus menyentuh mata orang itu sekali lagi, barulah ia bisa melihat dengan jelas.

Mukjizat ini tidak hanya tentang kesembuhan fisik, tetapi juga mengandung pesan penting mengenai perjalanan iman kita. Penyembuhan orang buta ini mengajarkan kita bahwa pemulihan iman dan penglihatan rohani tidak selalu terjadi seketika. Banyak dari kita yang mungkin merasa bahwa iman kita masih kabur dan penuh keraguan. Kita ingin melihat rencana Tuhan dengan jelas, tetapi sering kali kita hanya bisa melihat sebagian kecil darinya. Tuhan tahu akan hal ini dan bersabar untuk memimpin kita sedikit demi sedikit menuju pemulihan yang penuh. Seperti orang buta itu, kita juga sering kali memulai perjalanan iman kita dengan ketidakpastian. Namun, Tuhan tidak pernah berhenti bekerja untuk membawa kita menuju terang yang lebih jelas.

Yesus menyembuhkan orang buta itu dengan menyentuh matanya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan bekerja dengan cara yang sangat pribadi. Tuhan menyentuh setiap hati dengan cara yang berbeda-beda. Kita mungkin terkadang merasa jauh atau tidak diperhatikan oleh Tuhan. Namun, kenyataannya, Tuhan senantiasa berkarya menyembuhkan kita secara personal, baik secara jasmani maupun rohani. Tuhan menyentuh kita dengan kasih-Nya yang penuh, yang memulihkan hati, menghilangkan keraguan, dan memberi kita penglihatan rohani.

Setelah Yesus menjamah mata orang itu untuk kedua kalinya, ia bisa melihat dengan jelas. Ini menunjukkan bahwa penglihatan rohani kita, sama seperti kesembuhan jasmani, membutuhkan waktu dan proses. Tidak ada jalan pintas untuk memahami sepenuhnya kehendak Tuhan dalam hidup kita. Setiap langkah membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Dengan sabar, Tuhan memulihkan penglihatan kita agar kita dapat melihat dunia dan memiliki sudut pandang yang sejalan dengan-Nya.

Dalam hidup kita, Tuhan tidak hanya ingin memulihkan satu aspek saja, tetapi Ia ingin membawa kita kepada pemulihan yang utuh, baik secara fisik maupun mental. Mukjizat terbesar yang Tuhan lakukan bukanlah kesembuhan jasmani, melainkan pembaruan hati kita, sehingga kita dapat melihat dengan mata iman.